Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Doa Ibadah dan Doa Masalah
Senin, 06 Maret 23

**
Soal :

Seorang penanya dari Hadhralmaut menanyakan,

”Para ulama mengatakan bahwa doa itu ada dua macam, yaitu, doa ibadah dan doa masalah, apa yang dimaksud dengan kedua macam doa tersebut ? “

Jawab :

Syaikh –ÑóÍöãóåõ Çááåõ-menjawab,

“Para ulama memaksudkan dengan membagi doa menjadi dua macam, yaitu, doa ibadah dan doa masalah adalah apa yang Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-sebutkan di dalam firman-Nya,


æóÞóÇáó ÑóÈøõßõãõ ÇÏúÚõæäöí ÃóÓúÊóÌöÈú áóßõãú Åöäøó ÇáøóÐöíäó íóÓúÊóßúÈöÑõæäó Úóäú ÚöÈóÇÏóÊöí ÓóíóÏúÎõáõæäó Ìóåóäøóãó ÏóÇÎöÑöíäó [ÛÇÝÑ : 60]


Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir : 60)

Maka, doa masalah yaitu, Anda meminta kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan kebutuhan Anda, dengan mengatakan, misalnya, ‘Ya Allah ! ampunilah aku, rahmatilah aku, berilah aku rizki, berilah afiyat kepadaku, tamballah kekuranganku, dan yang semisal dengan itu.

Adapun doa ibadah, yaitu, Anda beribadah kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan apa yang Dia-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-syariatkan, Anda shalat, menunaikan zakat, puasa, haji, dan Anda melakukan kebaikan. Karena itu, orang yang melakukan peribadatan kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-di mana ia tidak memaksudkan kecuali keridhaan Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan pahala-Nya, maka dia adalah orang yang berdoa kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan lisanul haal-nya bukan dengan lisasul maqal-nya, sekalipun pada sebagian bentuk ibadah yang dilakukannya untuk beribadah kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- itu berisikan doa masalah, shalat misalnya, karena di dalam shalat orang yang mengerjakan shalat mengatakan,


ÇåúÏöäóÇ ÇáÕøöÑóÇØó ÇáúãõÓúÊóÞöíãó [ÇáÝÇÊÍÉ : 6]


Ini merupakan doa masalah.

Ia pun mengatakan, ÑóÈøö ÇÛúÝöÑúáöí (artinya, wahai rabbku, ampunilah aku)

Ia pun mengatakan,


ÇáÓøóáÇóãõ Úóáóíúßó ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÈöìøõ æóÑóÍúãóÉõ Çááøóåö æóÈóÑóßóÇÊõåõ ÇáÓøóáÇóãõ ÚóáóíúäóÇ æóÚóáóì ÚöÈóÇÏö Çááøóåö ÇáÕøóÇáöÍöíäó


Ia pun mengatakan,


Çóááøóåõãøó Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò


Ia pun mengatakan,


Çóááøóåõãøó ÈóÇÑößú Úóáóì ãõÍóãøóÏò


Ia pun mengatakan,


Çááøóåõãøó Åöäøöì ÃóÚõæÐõ Èößó ãöäú ÚóÐóÇÈö Ìóåóäøóãó


Ini semuanya merupakan doa masalah.

Dengan demikian maka perbedaan antara keduanya (doa ibadah dan doa masalah) yaitu, bahwa doa masalah, seseorang meminta sesuatu kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-secara langsung, baik meminta kepada-Nya agar mendapatkan sesuatu yang diminta, atau pun meminta kepada-Nya keselamatan dari sesuatu yang ditakutkan.

Sedangkan doa ibadah, seseorang beribadah kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dengan sesuatu yang disyariatkan, mengharapkan pahala-Nya dan takut dari siksa-Nya.

Inilah makna pembagian ulama tentang dua macam doa (doa ibadah dan doa masalah)

Dan, kita pun telah mengetahui bahwa doa itu sendiri merupakan ibadah, sebagaimana ditunjukkan oleh ayat yang telah saya bacakan, yaitu firman-Nya,


æóÞóÇáó ÑóÈøõßõãõ ÇÏúÚõæäöí ÃóÓúÊóÌöÈú áóßõãú Åöäøó ÇáøóÐöíäó íóÓúÊóßúÈöÑõæäó Úóäú ÚöÈóÇÏóÊöí ÓóíóÏúÎõáõæäó Ìóåóäøóãó ÏóÇÎöÑöíäó [ÛÇÝÑ : 60]


Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir : 60)

Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak berfirman, Úóäú ÏõÚóÇÆöí (tidak mau berdoa kepada-Ku). Ini menunjukkan bahwa doa merupakan ibadah.

Dan Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóáöáøóåö ÇáúÃóÓúãóÇÁõ ÇáúÍõÓúäóì ÝóÇÏúÚõæåõ ÈöåóÇ [ÇáÃÚÑÇÝ : 180]


Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaulhusna) itu … (al-A’raf : 180)

Berdoa kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan nama-nama-Nya berisikan permintaan kepada-Nya dengan menyebutkan nama-nama-Nya tersebut, seperti, íóÇ ÛóÝõæúÑõ ÇöÛúÝöÑúáöí (Wahai Dzat yang Maha Pengampun, ampunilah aku), íóÇ ÑóÍöíúãõ ÇöÑúÍóãúäöí (Wahai Dzat yang Maha Penyayang, rahmatilah aku), dan berisikan pula peribadatan kepada Allah-ÓõÈúÍðÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dengan konsekwensinya. Maka, apabila kita tahu bahwa Dia Dzat yang Maha Pengampun, maka kita melakukan sesuatu yang akan menjadi sebab datangnya ampunan-Nya. Apabila kita tahu bahwa Dia Dzat yang Maha Penyayang, maka kita melakukan sesuatu yang akan menjadi sebab datangnya rahmat-Nya. Apabila kita tahu bahwa Dia Dzat yang Maha Pemberi Rizki, maka kita melakukan sesuatu yang akan menjadi sebab datangnya rizki-Nya. Dan seterusnya.

Wallahu A’lam

Sumber :

(Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, 1/89 (Soal No. 51)









Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1925