Artikel : Hadits - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Anjuran Kepada Ikhlas, Kejujuran Dan Niat Yang Baik - Bag. 2

Selasa, 09 Juni 20
(8) - 8 : Hasan
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,


ÌóÇÁó ÑóÌõáñ Åöáóì ÑóÓõæúáö Çááøóåö - Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó - ÝóÞóÇáó: ÃóÑóÃóíúÊó ÑóÌõáðÇ ÛóÒóÇ íóáúÊóãöÓõ ÇáúÃóÌúÑó æóÇáÐøößúÑó¡ ãóÇ áóåõ¿ ÝóÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö - Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó -: áóÇ ÔóíúÁó áóåõ. ÝóÃóÚóÇÏóåóÇ ËóáóÇËó ãöÑóÇÑò¡ æóíóÞõæúáõ ÑóÓõæúáõ Çááøóåö - Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó -: áóÇ ÔóíúÁó áóåõ¡ Ëõãøó ÞóÇáó: Åöäøó Çááøóåó ÚóÒøó æóÌóáøó áóÇ íóÞúÈóáõ ãöäó ÇáúÚóãóáö ÅöáøóÇ ãóÇ ßóÇäó áóåõ ÎóÇáöÕðÇ æóÇÈúÊõÛöíó Èöåö æóÌúåõåõ


"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, 'Bagaimana menurutmu seorang laki-laki yang berperang mencari pahala dan reputasi, apa yang dia dapatkan?' Rasulullah menjawab, 'Dia tidak mendapat apa-apa.’ Laki-laki itu mengulangnya tiga kali, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu menjawab, 'Dia tidak mendapat apa-apa.’ Lalu Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak menerima amal kecuali apa yang ikhlas karenaNya dan dimaksudkan semata demi WajahNya’."

Diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa`i dengan sanad baik (jayyid).(1) Hadits-hadits seperti ini akan hadir dalam Kitab al-Jihad, insya Allah.

(9) - 9 : Hasan Lighairihi
Dari Abu ad-Darda` radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,


ÇóáÏøõäúíóÇ ãóáúÚõæúäóÉñ¡ ãóáúÚõæúäñ ãóÇ ÝöíúåóÇ ÅöáøóÇ ãóÇ ÇÈúÊõÛöíó Èöåö æóÌúåõ Çááøóåö


"Dunia itu dilaknat, dan apa yang ada di dalamnya dilaknat, kecuali apa yang dicari dengannya wajah Allah."

Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dengan sanad yang tidak mengapa (la ba'sa bihi).(2)

( PASAL )

(10) - 10 : Shahih
Dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÅöäøóãóÇ ÇáúÃóÚúãóÇáõ ÈöÇáäøöíøóÉö -æóÝöíú ÑöæóÇíóÉò: ÈöÇáäøöíøóÇÊö- æóÅöäøóãóÇ áößõáøö ÇãúÑöÆò ãóÇ äóæóì¡ Ýóãóäú ßóÇäóÊú åöÌúÑóÊõåõ Åöáóì Çááøóåö æóÑóÓõæúáöåö¡ ÝóåöÌúÑóÊõåõ Åöáóì Çááøóåö æóÑóÓõæúáöåö¡ æóãóäú ßóÇäóÊú åöÌúÑóÊõåõ Åöáóì ÏõäúíóÇ íõÕöíúÈõåóÇ Ãóæö ÇãúÑóÃóÉò íóäúßöÍõåóÇ ÝóåöÌúÑóÊõåõ Åöáóì ãóÇ åóÇÌóÑó Åöáóíúåö


"Sesungguhnya amal-amal itu dengan niat –dalam riwayat lain dengan niat-niat–, dan sesungguhnya masing-masing orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa hijrahnya kepada dunia yang ingin dia dapatkan atau kepada wanita yang hendak dia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan dalam hijrahnya."

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasa`i.(3)

Al-Hafizh berkata, "Sebagian dari kalangan muta`akhirin mengklaim bahwa hadits ini mencapai derajat mutawatir. Padahal tidak demikian, karena Yahya bin Sa'id al-Anshari meriwayatkannya secara sendiri dari Muhammad bin Ibrahim at-Taimi.(4) Lalu yang meriwayatkan dari al-Anshari berjumlah banyak sekitar dua ratus rawi, ada yang mengatakan tujuh ratus rawi, ada yang mengatakan lebih dari itu. Hadits ini diriwayatkan dari banyak jalan selain jalan al-Anshari tetapi tidak ada yang shahih. Begitulah yang dikatakan oleh al-Hafizh Ali bin al-Madini dan imam-imam yang lain." Al-Khaththabi berkata, "Aku tidak mengetahui adanya perselisihan dalam hal ini di kalangan para ulama. Wallahu a'lam."(5)

(11) - 11 : Shahih
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


íóÛúÒõæ ÌóíúÔñ ÇáúßóÚúÈóÉó¡ ÝóÅöÐóÇ ßóÇäõæúÇ ÈöÈóíúÏóÇÁó ãöäó ÇáúÃóÑúÖö¡ íõÎúÓóÝõ ÈöÃóæøóáöåöãú æóÂÎöÑöåöãú. ÞóÇáóÊú: ÞõáúÊõ: íóÇ ÑóÓõæúáó Çááøóåö¡ ßóíúÝó íõÎúÓóÝõ ÈöÃóæøóáöåöãú æóÂÎöÑöåöãú æóÝöíúåöãú ÃóÓúæóÇÞõåõãú æóãóäú áóíúÓó ãöäúåõãú¿ ÞóÇáó: íõÎúÓóÝõ ÈöÃóæøóáöåöãú æóÂÎöÑöåöãú Ëõãøó íõÈúÚóËõæúäó Úóáóì äöíøóÇÊöåöãú


'Sebuah pasukan menyerang Ka'bah. Ketika mereka sampai di tanah lapang yang sepi (antara Makkah dan Madinah), mereka diluluhlantakkan sejak yang pertama hingga yang terakhir.’ Aisyah berkata, 'Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, bagaimana mereka diluluhlantakkan dari yang pertama hingga yang terakhir, padahal di antara mereka terdapat (para pelaku) pasar-pasar mereka(6) dan orang-orang yang tidak termasuk dari mereka?' Nabi menjawab, 'Dari yang pertama sampai yang terakhir diluluhlantakkan, lalu mereka dibangkitkan berdasarkan niat-niat mereka.'"

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim dan lain-lainnya.

(12) - 12 : Shahih
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Kami pulang dari perang Tabuk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda,


Åöäøó ÃóÞúæóÇãðÇ ÎóáúÝóäóÇ ÈöÇáúãóÏöíúäóÉö¡ ãóÇ ÓóáóßúäóÇ ÔöÚúÈðÇ æóáóÇ æóÇÏöíðÇ ÅöáøóÇ æóåõãú ãóÚóäóÇ¡ ÍóÈóÓóåõãõ ÇáúÚõÐúÑõ


"Sesungguhnya ada sekelompok orang di belakang kita(7) di Madinah, di mana kita tidak melewati celah-celah di gunung(8) dan tidak pula lembah kecuali mereka bersama kita, mereka terhalangi oleh udzur."

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Abu Dawud dan lafazhnya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


áóÞóÏú ÊóÑóßúÊõãú ÈöÇáúãóÏöíúäóÉö ÃóÞúæóÇãðÇ ãóÇ ÓöÑúÊõãú ãóÓöíúÑðÇ¡ æóáóÇ ÃóäúÝóÞúÊõãú ãöäú äóÝóÞóÉò¡ æóáóÇ ÞóØóÚúÊõãú ãöäú æóÇÏò ÅöáøóÇ æóåõãú ãóÚóßõãú Ýöíúåö¡ ÞóÇáõæúÇ: íóÇ ÑóÓõæúáó Çááøóåö¡ æóßóíúÝó íóßõæúäõæúäó ãóÚóäóÇ æóåõãú ÈöÇáúãóÏöíúäóÉö¿ ÝóÞóÇáó: ÍóÈóÓóåõãõ ÇáúãóÑóÖõ


"Sungguh kalian telah meninggalkan di Madinah suatu kaum di mana kalian tidak menempuh suatu jalan, tidak menafkahkan suatu nafkah dan tidak melewati lembah kecuali mereka bersama kalian.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana mereka bersama kami sementara mereka di Madinah?” Nabi menjawab, “Mereka terhalangi oleh sakit.”

(13) - 13 : Shahih Lighairihi
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÅöäøóãóÇ íõÈúÚóËõ ÇáäøóÇÓõ Úóáóì äöíøóÇÊöåöãú


"Manusia hanya dibangkitkan sesuai dengan niat-niat mereka."

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad hasan.

(14) - 14 : Shahih Lighairihi
Ibnu Majah meriwayatkannya juga dari hadits Jabir, hanya saja beliau bersabda,


íõÍúÔóÑõ ÇáäøóÇÓõ


"Manusia dikumpulkan (dihalau)."

(15) - 15 : Shahih
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


Åöäøó Çááøóåó áóÇ íóäúÙõÑõ Åöáóì ÃóÌúÓóÇãößõãú¡ æóáóÇ Åöáóì ÕõæóÑößõãú æóáٰßöäú íóäúÙõÑõ Åöáóì ÞõáõæúÈößõãú - æóÃóÔóÇÑó ÈöÃõÕúÈõÚöåö Åöáóì ÕóÏúÑöåö - æóÃóÚúãóÇáößõãú


"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasmani kalian, tidak pula kepada bentuk rupa kalian, akan tetapi melihat kepada hati kalian, –dan beliau menunjuk ke dadanya dengan jari beliau–, (dan amal-amal kalian)."(9)

Diriwayatkan oleh Muslim.

(16) - 16 - a : Shahih Lighairihi
Dari Abu Kabsyah al-Anmari radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ËóáóÇËóÉñ ÃõÞúÓöãõ Úóáóíúåöäøó¡ æóÃõÍóÏøöËõßõãú ÍóÏöíúËðÇ ÝóÇÍúÝóÙõæúåõ¡ ÞóÇáó: ãóÇ äóÞóÕó ãóÇáõ ÚóÈúÏò ãöäú ÕóÏóÞóÉò¡ æóáóÇ Ùõáöãó ÚóÈúÏñ ãóÙúáóãóÉð ÕóÈóÑó ÚóáóíúåóÇ ÅöáøóÇ ÒóÇÏóåõ Çááøóåõ ÚöÒøðÇ¡ æóáóÇ ÝóÊóÍó ÚóÈúÏñ ÈóÇÈó ãóÓúÃóáóÉò ÅöáøóÇ ÝóÊóÍó Çááøóåõ Úóáóíúåö ÈóÇÈó ÝóÞúÑò Ãóæú ßóáöãóÉð äóÍúæóåóÇ¡ æóÃõÍóÏøöËõßõãú ÍóÏöíúËðÇ ÝóÇÍúÝóÙõæúåõ: ÅöäøóãóÇ ÇáÏøõäúíóÇ áöÃóÑúÈóÚóÉö äóÝóÑò: ÚóÈúÏñ ÑóÒóÞóåõ Çááøóåõ ãóÇáðÇ æóÚöáúãðÇ Ýóåõæó íóÊøóÞöí Ýöíúåö ÑóÈøóåõ¡ æóíóÕöáõ Ýöíúåö ÑóÍöãóåõ¡ æóíóÚúáóãõ áöáøóåö Ýöíúåö ÍóÞøðÇ¡ ÝóåٰÐóÇ ÈöÃóÝúÖóáö ÇáúãóäóÇÒöáö. æóÚóÈúÏñ ÑóÒóÞóåõ Çááøóåõ ÚöáúãðÇ¡ æóáóãú íóÑúÒõÞúåõ ãóÇáðÇ Ýóåõæó ÕóÇÏöÞõ ÇáäøöíøóÉö¡ íóÞõæúáõ: áóæú Ãóäøó áöíú ãóÇáðÇ áóÚóãöáúÊõ ÈöÚóãóáö ÝõáóÇäò¡ Ýóåõæó ÈöäöíøóÊöåö¡ ÝóÃóÌúÑõåõãóÇ ÓóæóÇÁñ¡ æóÚóÈúÏñ ÑóÒóÞóåõ Çááøóåõ ãóÇáðÇ¡ æóáóãú íóÑúÒõÞúåõ ÚöáúãðÇ íóÎúÈöØõ Ýöíú ãóÇáöåö ÈöÛóíúÑö Úöáúãò¡ æóáóÇ íóÊøóÞöí Ýöíúåö ÑóÈøóåõ¡ æóáóÇ íóÕöáõ Ýöíúåö ÑóÍöãóåõ¡ æóáóÇ íóÚúáóãõ áöáøóåö Ýöíúåö ÍóÞøðÇ¡ ÝóåٰÐóÇ ÈöÃóÎúÈóËö ÇáúãóäóÇÒöáö¡ æóÚóÈúÏñ áóãú íóÑúÒõÞúåõ Çááøóåõ ãóÇáðÇ æóáóÇ ÚöáúãðÇ Ýóåõæó íóÞõæúáõ: áóæú Ãóäøó áöíú ãóÇáðÇ áóÚóãöáúÊõ Ýöíúåö ÈöÚóãóáö ÝõáóÇäò¡ Ýóåõæó ÈöäöíøóÊöåö¡ ÝóæöÒúÑõåõãóÇ ÓóæóÇÁñ


"Tiga perkara yang mana aku bersumpah atasnya dan aku menyampaikan hadits kepada kalian, maka hafalkanlah." Beliau bersabda, "Harta seorang hamba tidak berkurang karena sedekah, dan tidaklah seorang hamba yang dizhalimi dengan suatu kezhaliman, lalu dia bersabar atasnya kecuali Allah menambahkan kemuliaan kepadanya. Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta melainkan Allah membuka pintu kemiskinan untuknya.” Atau kalimat yang senada dengannya. Dan aku menyampaikan sebuah hadits kepada kalian, maka hafalkanlah:
“Sesungguhnya dunia itu hanya untuk empat orang: (Pertama) seorang hamba yang dikaruniai harta dan ilmu oleh Allah, dia bertakwa kepada Tuhannya padanya, menjalin hubungan rahimnya padanya, dan mengetahui hak Allah padanya. Ini adalah hamba dengan kedudukan terbaik. (Kedua) seorang hamba yang dikaruniai ilmu oleh Allah namun tidak dikaruniai harta, dia memiliki niat yang benar, dia berkata, 'Seandainya aku mempunyai harta, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukan oleh fulan.' Dia (mendapat pahala) dengan niatnya, maka pahala kedua orang itu sama. (Ketiga) seorang hamba yang dikaruniai Allah harta dan tidak dikaruniai ilmu, dia bertindak ngawur (membelanjakannya pada kebatilan) dalam hartanya tanpa ilmu, dia tidak bertakwa kepada Tuhannya padanya, tidak menjalin hubungan rahimnya padanya, dan tidak mengetahui hak Allah padanya. Ini adalah hamba dengan kedudukan terburuk. Dan (keempat) seorang hamba yang tidak dikaruniai harta dan ilmu oleh Allah, dia berkata, 'Seandainya aku mempunyai harta maka aku akan melakukan padanya apa yang dilakukan oleh fulan’, dia (mendapat dosa) dengan niatnya, maka dosa kedua orang itu sama."


Diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmidzi. Lafazhnya adalah lafazh at-Tirmidzi, dan dia berkata, "Hadits hasan shahih."

16 - b : Shahih
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lafazhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ãóËóáõ åٰÐöåö ÇáúÃõãøóÉö ßóãóËóáö ÃóÑúÈóÚóÉö äóÝóÑò: ÑóÌõáñ ÂÊóÇåõ Çááøóåõ ãóÇáðÇ æóÚöáúãðÇ¡ Ýóåõæó íóÚúãóáõ ÈöÚöáúãöåö Ýöíú ãóÇáöåö¡ íõäúÝöÞõåõ Ýöíú ÍóÞøöåö¡ æóÑóÌõáñ ÂÊóÇåõ Çááøóåõ ÚöáúãðÇ æóáóãú íõÄúÊöåö ãóÇáðÇ æóåõæó íóÞõæúáõ: áóæú ßóÇäó áöíú ãöËúáõ åóÐóÇ ÚóãöáúÊõ Ýöíúåö ÈöãöËúáö ÇáøóÐöíú íóÚúãóáõ¡ -ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó:- ÝóåõãóÇ Ýöí ÇáúÃóÌúÑö ÓóæóÇÁñ¡ æóÑóÌõáñ ÂÊóÇåõ Çááøóåõ ãóÇáðÇ æóáóãú íõÄúÊöåö ÚöáúãðÇ¡ Ýóåõæó íóÎúÈöØõ Ýöíú ãóÇáöåö¡ íõäúÝöÞõåõ Ýöíú ÛóíúÑö ÍóÞøöåö¡ æóÑóÌõáñ áóãú íõÄúÊöåö Çááøóåõ ãóÇáðÇ æóáóÇ ÚöáúãðÇ¡ æóåõæó íóÞõæúáõ: áóæú ßóÇäó áöíú ãöËúáõ åóÐóÇ ÚóãöáúÊõ Ýöíúåö ãöËúáó ÇáøóÐöíú íóÚúãóáõ¡ -ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó:- ÝóåõãóÇ Ýöí ÇáúæöÒúÑö ÓóæóÇÁñ


"Perumpamaan umat ini adalah seperti empat orang: (Pertama) seorang yang diberi harta dan ilmu oleh Allah, maka dia beramal dengan ilmunya pada hartanya di mana dia menafkahkannya pada tempatnya. (Kedua) seorang yang diberi ilmu oleh Allah, tetapi tidak diberi harta, dia berkata, 'Seandainya aku mempunyai seperti ini, niscaya aku beramal seperti dia beramal'." –Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,– "Keduanya sama pahalanya. (Ketiga) seorang yang diberi harta oleh Allah, tetapi tidak diberi ilmu, dia bertindak ngawur pada hartanya, dia menafkahkannya tidak pada tempatnya. Dan (keempat) seorang yang tidak diberi harta dan ilmu oleh Allah, dia berkata, 'Seandainya aku mempunyai seperti ini, niscaya aku akan melakukan seperti yang dia lakukan'." –Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,– "Keduanya sama dosanya."

(17) - 17 : Shahih
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda seperti yang diriwayatkannya dari Rabbnya,


Åöäøó Çááøóåó ßóÊóÈó ÇáúÍóÓóäóÇÊö æóÇáÓøóíøöÆóÇÊö¡ Ëõãøó Èóíøóäó Ðóáößó Ýöíú ßöÊóÇÈöåö¡ Ýóãóäú åóãøó ÈöÍóÓóäóÉò Ýóáóãú íóÚúãóáúåóÇ¡ ßóÊóÈóåóÇ Çááøóåõ ÚöäúÏóåõ ÍóÓóäóÉð ßóÇãöáóÉð¡ ÝóÅöäú åóãøó ÈöåóÇ ÝóÚóãöáóåóÇ¡ ßóÊóÈóåóÇ Çááøóåõ ÚöäúÏóåõ ÚóÔúÑó ÍóÓóäóÇÊò¡ Åöáóì ÓóÈúÚö ãöÇÆóÉö ÖöÚúÝò¡ Åöáóì ÃóÖúÚóÇÝò ßóËöíúÑóÉò¡ æóãóäú åóãøó ÈöÓóíøöÆóÉò Ýóáóãú íóÚúãóáúåóÇ ßóÊóÈóåóÇ Çááøóåõ ÚöäúÏóåõ ÍóÓóäóÉð ßóÇãöáóÉð¡ ÝóÅöäú åõæó åóãøó ÈöåóÇ ÝóÚóãöáóåóÇ¡ ßóÊóÈóåóÇ Çááøóåõ áóåõ ÓóíøöÆóÉð æóÇÍöÏóÉð. ÒóÇÏó Ýöíú ÑöæóÇíóÉò: ÃóæúãóÍóÇåóÇ¡ æóáóÇ íóåúáößõ Úóáóì Çááøóåö ÅöáøóÇ åóÇáößñ


"Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan, kemudian Dia menjelaskan hal itu di dalam KitabNya. Maka barangsiapa yang ingin berbuat kebaikan namun tidak melaksanakannya, maka Allah menulisnya di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna. Jika dia ingin lalu melakukannya, maka Allah menulisnya di sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat sampai berlipat-lipat banyaknya. Dan (sebaliknya) barangsiapa yang ingin berbuat buruk dan dia tidak melaksanakannya, maka Allah menulisnya di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna. Jika dia ingin, lalu melakukannya, maka Allah menulisnya satu keburukan." Dia menambahkan dalam suatu riwayat(10), "Atau dia menghapusnya, dan tidaklah binasa atas (ketetapan) Allah kecuali orang yang binasa."

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

(18) - 18 : Shahih
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


íóÞõæúáõ Çááøóåõ ÚóÒøó æóÌóáøó : ÅöÐóÇ ÃóÑóÇÏó ÚóÈúÏöíú Ãóäú íóÚúãóáó ÓóíøöÆóÉð ÝóáóÇ ÊóßúÊõÈõæúåóÇ Úóáóíúåö ÍóÊøóì íóÚúãóáóåóÇ¡ ÝóÅöäú ÚóãöáóåóÇ ÝóÇßúÊõÈõæúåóÇ ÈöãöËúáöåóÇ¡ æóÅöäú ÊóÑóßóåóÇ ãöäú ÃóÌúáöíú¡ ÝóÇßúÊõÈõæúåóÇ áóåõ ÍóÓóäóÉð¡ æóÅöäú ÃóÑóÇÏó Ãóäú íóÚúãóáó ÍóÓóäóÉð Ýóáóãú íóÚúãóáúåóÇ¡ ÝóÇßúÊõÈõæúåóÇ áóåõ ÍóÓóäóÉð¡ ÝóÅöäú ÚóãöáóåóÇ ÝóÇßúÊõÈõæúåóÇ áóåõ ÈöÚóÔúÑö ÃóãúËóÇáöåóÇ¡ Åöáóì ÓóÈúÚö ãöÇÆóÉò


"Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (kepada malaikat), 'Jika hambaKu ingin melakukan suatu keburukan, maka janganlah kalian menuliskan keburukan atasnya sampai dia melakukannya, jika dia melakukannya, maka tulislah sepertinya. Jika dia meninggalkannya demi Aku, maka tulislah ia sebagai suatu kebaikan untuknya. Jika dia ingin melakukan suatu kebaikan lalu dia tidak melakukannya, maka tulislah ia sebagai satu kebaikan untuknya. Jika ia melakukannya maka tulislah untuknya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus (kali lipat)."

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan lafazh hadits ini adalah lafazhnya dan Muslim.

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ãóäú åóãøó ÈöÍóÓóäóÉò Ýóáóãú íóÚúãóáúåóÇ ßõÊöÈóÊú áóåõ ÍóÓóäóÉð¡ æóãóäú åóãøó ÈöÍóÓóäóÉò ÝóÚóãöáóåóÇ ßõÊöÈóÊú áóåõ ÚóÔúÑõ ÍóÓóäóÇÊò¡ Åöáóì ÓóÈúÚö ãöÇÆóÉö ÖöÚúÝò¡ æóãóäú åóãøó ÈöÓóíøöÆóÉò Ýóáóãú íóÚúãóáúåóÇ áóãú ÊõßúÊóÈú Úóáóíúåö¡ æóÅöäú ÚóãöáóåóÇ ßõÊöÈóÊú


"Barangsiapa berhasrat melakukan suatu kebaikan lalu tidak melakukannya, maka ditulislah niat itu sebagai satu kebaikan untuknya. Barangsiapa berhasrat melakukan kebaikan lalu melakukannya, maka ditulis niatnya itu sebagai sepuluh kebaikan untuknya sampai tujuh ratus kali lipat. Dan barangsiapa berhasrat melakukan suatu keburukan, lalu tidak melakukannya, maka tidak ditulis suatu keburukan atasnya, jika dia melakukannya, maka ditulis."

Dalam riwayat yang lain juga milik Muslim, dari Muhammad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÞóÇáó Çááøóåõ ÚóÒøó æóÌóáøó : ÅöÐóÇ ÊóÍóÏøóËó ÚóÈúÏöíú ÈöÃóäú íóÚúãóáó ÍóÓóäóÉð¡ ÝóÃóäóÇ ÃóßúÊõÈõåóÇ áóåõ ÍóÓóäóÉð ãóÇ áóãú íóÚúãóáúåóÇ¡ ÝóÅöÐóÇ ÚóãöáóåóÇ ÝóÅöäøöíú ÃóßúÊõÈõåóÇ áóåõ ÈöÚóÔúÑö ÃóãúËóÇáöåóÇ¡ æóÅöÐóÇ ÊóÍóÏøóËó ÚóÈúÏöíú ÈöÃóäú íóÚúãóáó ÓóíøöÆóÉð¡ ÝóÃóäóÇ ÃóÛúÝöÑõåóÇ áóåõ ãóÇ áóãú íóÚúãóáúåóÇ¡ ÝóÅöÐóÇ ÚóãöáóåóÇ¡ ÝóÃóäóÇ ÃóßúÊõÈõåóÇ áóåõ ÈöãöËúáöåóÇ¡ æóÅöäú ÊóÑóßóåóÇ ÝóÇßúÊõÈõæúåóÇ áóåõ ÍóÓóäóÉð¡ ÅöäøóãóÇ ÊóÑóßóåóÇ ãöäú ÌóÑøóÇíó


"Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, 'Apabila hambaKu berkata untuk melakukan suatu kebaikan, maka Aku menulisnya untuknya sebagai suatu kebaikan selama dia belum melaksanakannya. Jika dia melakukannya, maka sesungguhnya Aku menulisnya untuknya sepuluh kali lipat. Apabila hambaKu berkata (dalam hatinya) untuk melakukan suatu keburukan, maka Aku mengampuninya selama dia belum melakukannya. Dan jika dia melakukannya, Aku hanya menulis satu keburukan sepertinya. Jika dia meninggalkannya, maka tulislah untuknya sebagai suatu kebaikan, sesungguhnya dia meninggalkan itu hanya demi Aku'."

Ucapannya (ãöäú ÌóÑøóÇíó) dengan jim dibaca fathah dan ra’ yang ditasydidkan, yakni: demi Aku.

(19) - 19 : Shahih
Dari Ma'an bin Yazid radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,


ßóÇäó ÃóÈöíú íóÒöíúÏõ ÃóÎúÑóÌó ÏóäóÇäöíúÑó íóÊóÕóÏøóÞõ ÈöåóÇ¡ ÝóæóÖóÚóåóÇ ÚöäúÏó ÑóÌõáò Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö¡ ÝóÌöÆúÊõ ÝóÃóÎóÐúÊõåóÇ ÝóÃóÊóíúÊõåõ ÈöåóÇ¡ ÝóÞóÇáó: æóÇááøóåö ãóÇ ÅöíøóÇßó ÃóÑóÏúÊõ¡ ÝóÎóÇÕóãúÊõåõ Åöáóì ÑóÓõæúáö Çááøóåö -Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- ÝóÞóÇáó: áóßó ãóÇ äóæóíúÊó íóÇ íóÒöíúÏõ¡ æóáóßó ãóÇ ÃóÎóÐúÊó íóÇ ãóÚúäõ


"Bapakku Yazid mengeluarkan beberapa dinar untuk bersedekah, dia meletakkannya di sisi seorang laki-laki di masjid. Maka aku (Ma'an) datang mengambilnya dan membawanya kepadanya (Yazid, bapaknya), maka dia (sang bapak) berkata, 'Demi Allah bukan kamu yang aku inginkan.' Lalu aku mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau bersabda, 'Untukmu apa yang kamu niatkan wahai Yazid, dan untukmu apa yang kamu ambil wahai Ma'an’."

Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

(20) - 20 : Shahih
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÞóÇáó ÑóÌõáñ: áóÃóÊóÕóÏøóÞóäøó ÈöÕóÏóÞóÉò¡ ÝóÎóÑóÌó ÈöÕóÏóÞóÊöåö ÝóæóÖóÚóåóÇ Ýöíú íóÏö ÓóÇÑöÞò ÝóÃóÕúÈóÍõæúÇ íóÊóÍóÏøóËõæúäó: ÊõÕõÏøöÞó ÇááøóíúáóÉó Úóáóì ÓóÇÑöÞò ÝóÞóÇáó: Çóááøóåõãøó áóßó ÇáúÍóãúÏõ Úóáóì ÓóÇÑöÞò¡ áóÃóÊóÕóÏøóÞóäøó ÈöÕóÏóÞóÉò¡ ÝóÎóÑóÌó ÈöÕóÏóÞóÊöåö ÝóæóÖóÚóåóÇ Ýöíú íóÏóíú ÒóÇäöíóÉò¡ ÝóÃóÕúÈóÍõæúÇ íóÊóÍóÏøóËõæúäó: ÊõÕõÏøöÞó ÇááøóíúáóÉó Úóáóì ÒóÇäöíóÉò¡ ÝóÞóÇáó: Çóááøóåõãøó áóßó ÇáúÍóãúÏõ Úóáóì ÒóÇäöíóÉò¡ áóÃóÊóÕóÏøóÞóäøó ÈöÕóÏóÞóÉò¡ ÝóÎóÑóÌó ÈöÕóÏóÞóÊöåö ÝóæóÖóÚóåóÇ Ýöíú íóÏóíú Ûóäöíøò ÝóÃóÕúÈóÍõæúÇ íóÊóÍóÏøóËõæúäó: ÊõÕõÏøöÞó Úóáóì Ûóäöíøò¡ ÝóÞóÇáó: Çóááøóåõãøó áóßó ÇáúÍóãúÏõ Úóáóì ÓóÇÑöÞò æóÒóÇäöíóÉò æóÛóäöíøò¡ ÝóÃõÊöíó ÝóÞöíúáó áóåõ: ÃóãøóÇ ÕóÏóÞóÊõßó Úóáóì ÓóÇÑöÞò ÝóáóÚóáøóåõ Ãóäú íóÓúÊóÚöÝøó Úóäú ÓóÑöÞóÊöåö¡ æóÃóãøóÇ ÇáÒøóÇäöíóÉõ ÝóáóÚóáøóåóÇ Ãóäú ÊóÓúÊóÚöÝøó Úóäú ÒöäóÇåóÇ¡ æóÃóãøóÇ ÇáúÛóäöíøõ ÝóáóÚóáøóåõ Ãóäú íóÚúÊóÈöÑó ÝóíõäúÝöÞó ãöãøóÇ ÃóÚúØóÇåõ Çááøóåõ


"Seorang laki-laki berkata, 'Aku akan bersedekah.' Lalu dia pergi membawa sedekahnya dan meletakkannya di tangan seorang pencuri.(11) Di pagi hari orang-orang membicarakan, 'Tadi malam seorang pencuri diberi sedekah'.(12) Dia berkata, 'Ya Allah, bagiMu segala puji, sedekahku di tangan pencuri. Sungguh aku akan kembali bersedekah.' Lalu dia pergi membawa sedekahnya dan meletakkannya di tangan seorang wanita pezina. Di pagi hari orang-orang membicarakan, 'Tadi malam seorang wanita pezina diberi sedekah.' Dia berkata, 'Ya Allah, bagiMu segala puji, sedekahku diterima oleh wanita pezina. Sungguh aku akan kembali bersedekah.' Lalu dia pergi membawa sedekahnya dan meletakkannya di tangan orang kaya. Di pagi hari orang-orang membicarakan, 'Tadi malam seorang yang kaya diberi sedekah.' Dia berkata, 'Ya Allah, bagiMu segala puji, sedekahku jatuh di tangan pencuri, wanita pezina dan seorang kaya.' Maka dia didatangi (dalam mimpinya) dan dikatakan kepadanya, 'Adapun sedekahmu kepada pencuri, maka semoga membuatnya berhenti dari perbuatannya mencuri. Adapun wanita pezina, maka semoga membuatnya insyaf dari perbuatannya berzina. Adapun si kaya itu, maka semoga dia mengambil pelajaran dan menginfakkan dari apa yang diberikan oleh Allah kepadanya’."

Diriwayatkan oleh al-Bukhari –dan lafazh hadits ini adalah miliknya–, Muslim dan an-Nasa`i, dan keduanya berkata padanya,


ÝóÞöíúáó áóåõ: ÃóãøóÇ ÕóÏóÞóÊõßó ÝóÞóÏú ÊõÞõÈøöáóÊú


"Maka dikatakan kepadanya, 'Adapun sedekahmu, maka ia telah diterima’."

Lalu dia menyebutkan hadits tersebut.

(21) - 21 : Hasan Shahih
Dari Abu ad-Darda` radhiyallahu ‘anhu yang sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di mana beliau bersabda,


ãóäú ÃóÊóì ÝöÑóÇÔóåõ æóåõæó íóäúæöí Ãóäú íóÞõæúãó íõÕóáøöí ãöäó Çááøóíúáö¡ ÝóÛóáóÈóÊúåõ ÚóíúäóÇåõ ÍóÊøóì ÃóÕúÈóÍó¡ ßõÊöÈó áóåõ ãóÇ äóæóì¡ æóßóÇäó äóæúãõåõ ÕóÏóÞóÉð Úóáóíúåö ãöäú ÑóÈøöåö


"Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya sedangkan dia berniat bangun untuk shalat malam, lalu dia tertidur sampai pagi, niscaya ditulis untuknya apa yang dia niatkan dan tidurnya itu adalah sedekah dari Rabbnya kepadanya."

Diriwayatkan oleh an-Nasa`i dan Ibnu Majah dengan sanad baik. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya dari hadits Abu Dzar atau Abu ad-Darda` dengan 'atau' yang menunjukkan keraguan.

Al-Hafizh Abdul Azhim berkata, "Aku hadirkan hadits-hadits seperti ini secara terpisah-pisah di berbagai macam bab di buku ini, insya Allah."

CATATAN KAKI:

1. Ia seperti yang dikatakan, akan tetapi penisbatan hadits ini kepada Abu Dawud adalah keliru karena dia tidak meriwayatkannya di Sunannya sebagaimana yang dilakukan oleh Abul Barakat di al-Muntaqa, al-Iraq di Takhrij al-Ihya` dan an-Nablusi di Dzakha`ir al-Mawarits menunjukkan itu.
2. Begitulah yang dia katakan, padahal terdapat rawi yang tidak diketahui, akan tetapi ia memiliki beberapa syahid yang dengannya ia menjadi kuat. Ia tercantum di ash-Shahihah, no. 2797. Di antara kebodohan tiga orang pemberi komentar itu adalah bahwa mereka membukanya dengan ucapan, 'Hasan'. Lalu mereka menyatakan illat-nya dengan nukilan dari al-Haitsami yang berkata, "Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, padanya terdapat Khidasy bin Muhajir, saya tidak mengetahuinya."
3. Saya berkata, "Begitu pula penulis menyatakan pada 'Mengikhlaskan niat dalam jihad,' dan ini bisa dipahami (secara salah) bahwa Ibnu Majah tidak meriwayatkannya. Padahal tidak begitu, dia meriwayatkannya dalam az-Zuhd, no. 4227."
4. Saya berkata, "Dia meriwayatkannya dari Alqamah bin Abu Waqqash dari Umar bin al-Khaththab. Jadi hadits ini bukan mutawatir, tetapi masyhur.”
5. Saya berkata, "Hadits ini termasuk hadits ahad yang shahih yang keshahihannya di-sepakati oleh para ulama dan diterima oleh umat sebagaimana di Syarah al-Arba'in karya al-Hafizh Ibnu Rajab, ia menunjukkan ilmu yang yakin. Lain dengan yang diteriakkan oleh sebagian penulis di masa kini, 'Bahwa hadits ahad secara mutlak tidak menunjukkan ilmu yang yakin.' Ucapan ini secara mutlak adalah batil tanpa ada sedikit pun bimbang dan ragu. Penjelasannya ada dalam risalah saya Wujub al-Akhdzi bi Hadits al-Ahad fi al-Aqidah, dan risalah lainnya al-Hadits Hujjah bi Nafsihi fi al-'Aqa`id wa al-Ahkam. Keduanya telah terbit.
6. Bentuk jamak dari (ÓõÜæúÞñ), yaitu tempat pedagang. Asumsi lengkapnya "Terdapat para pelaku pasar yang berjual beli seperti di kota-kota.' Dalam naskah induk (asli) tertulis, (ÞóÏúÑó äöíóÇÊöåöãú) dan itu adalah salah. Lihat kitab saya Mukhtashar al-Bukhari, Kitab al-Buyu'.
7. (ÎóáúÝóäóÇ) Dengan lam dibaca sukun, yakni di belakang kita. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Sebagian membacanya dengan lam yang ditasydid dan fa` yang disukun."
8. (ÔöÚúÈðÇ) Dengan syin dibaca kasrah, ain dan setelahnya adalah ba,' yaitu celah di gunung. Lembah, adalah daerah rendah antara dua gunung atau dataran tinggi yang biasa di-lewati aliran air.
9. Saya berkata, "Dua tambahan dari Shahih Muslim, 8/11, yang lain dalam riwayat lain miliknya, dan tiga orang pemberi komentar itu tidak memperhatikannya. Yang kedua adalah sangat penting, ia dapat terbalik atas sebagian orang, akibatnya mak-nanya menjadi rusak. Lihat komentar saya atas Riyadh ash-Shalihin hal. 41 cetakan al-Maktab al-Islami.
10. Riwayat ini termasuk riwayat Muslim sendiri tanpa al-Bukhari, berbeda dengan apa yang bisa dipahami (secara salah) dari apa yang dilakukan oleh penulis sebagaimana hal ini dijelaskan oleh an-Naji (9/1).
11. Dia melakukan ini karena dia tidak tahu dia itu pencuri.
12. Dengan bentuk kalimat pasif. Berita ini mengandung makna keheranan dan pengingkaran.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihathadits&id=411