Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Mengimani adanya pembangkitan setelah mati merupakan salah satu pangkal pemisah antara keimanan dan kezindikan. Padahal ini telah dijelaskan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah dan disepakati oleh ijma’ kaum muslimin, bahkan ijma’ para pengikut risalah samawi telah menegaskannya. Namun banyak manusia yang sesat mengenai hal ini.

Di antara mereka ada yang mengingkari penciptaan awal dan pengulangannya, mereka mengatakan, “Sesungguhnya itu hanyalah yang dikeluarkan oleh rahim-rahim dan ditelan oleh kuburan-kuburan.” Di antara mereka ada yang percaya dengan penciptaan awal namun mengingkari pengulangannya, mereka mengatakan, -sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an-,
Åöäú åöíó ÅöáóøÇ ÍóíóÇÊõäóÇ ÇáÏõøäúíóÇ æóãóÇ äóÍúäõ ÈöãóÈúÚõæËöíäó [ÇáÃäÚÇã/29]
“Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan.” (Al-An’am: 29).

Di antara mereka ada yang mengingkari kebangkitan tubuh, mereka mengatakan bahwa yang dibangkitkan itu hanya ruhnya saja. Semua itu merupakan kekufuran terhadap Allah dan berarti mendustakan para rasul-Nya.

Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang kebangkitan kembali setelah mati yang menunjukkan hakikatnya dan kepastiannya, sekaligus menggambarkan perumpamaan contoh-contoh yang menyerupainya dan sebagai bantahan terhadap keraguan yang mengingkarinya. Allah shallallahu ‘alaihi wasallam berfirman,

Çááóøåõ áóÇ Åöáóåó ÅöáóøÇ åõæó áóíóÌúãóÚóäóøßõãú Åöáóì íóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö áóÇ ÑóíúÈó Ýöíåö æóãóäú ÃóÕúÏóÞõ ãöäó Çááóøåö ÍóÏöíËðÇ

“Allah, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?” (An-Nisa’: 87).

Dalam ayat lain disebutkan,
Þõáú Åöäóø ÇáúÃóæóøáöíäó æóÇáúÂóÎöÑöíäó (49) áóãóÌúãõæÚõæäó Åöáóì ãöíÞóÇÊö íóæúãò ãóÚúáõæãò [ÇáæÇÞÚÉ/49¡ 50]
“Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal. “ (Al-Waqi’ah: 49-50).

Di antara dalil-dalil yang dinyatakan Allah Subhaanahu Wata'ala di dalam Al-Qur’an Al-Karim tentang kepastian akan hakekat kebangkitan adalah bahwa kekuasaan Allah dalam menghidupkan bumi yang telah mati maka seperti itulah Allah menghidupkan kembali yang telah mati. Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,
æóãöäú ÂóíóÇÊöåö Ãóäóøßó ÊóÑóì ÇáúÃóÑúÖó ÎóÇÔöÚóÉð ÝóÅöÐóÇ ÃóäúÒóáúäóÇ ÚóáóíúåóÇ ÇáúãóÇÁó ÇåúÊóÒóøÊú æóÑóÈóÊú Åöäóø ÇáóøÐöí ÃóÍúíóÇåóÇ áóãõÍúíöí ÇáúãóæúÊóì Åöäóøåõ Úóáóì ßõáöø ÔóíúÁò ÞóÏöíÑñ [ÝÕáÊ/39]
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Rabb) Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fushshilat: 39).

Bukti kekuasaan-Nya menghidupkan kembali bumi yang telah mati kering menunjukkan kekuasaan-Nya untuk menghidupkan kembali manusia yang telah mati dan membangkitkannya dari kubur.

Masih mengenai hal ini, Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman, “Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. “ (Al-Haj: 5-7).

Allah pun berdalil dengan kekuasaan-Nya menciptakan pada kali yang pertama sebagai bukti kekuasaan-Nya untuk mengulang, bahkan pengulangan itu lebih mudah bagi-Nya, sebagaimana firman-Nya,

“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkannya kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. “ (Ar-Rum: 27).

Dalam ayat lain disebutkan, “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban). Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?” (Al-Qiyamah: 36-40).

Dalam ayat lain disebutkan: “Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah, “Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (Yasin: 77-79).

Disebutkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ubay bin Khalaf atau Al-Ash bin Wa’il ketika datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sementara tangannya memegang tulang yang telah remuk lalu meremasnya dan menghamburkannya ke udara kemudian berkata, “Wahai Muhammad, apakah engkau menyatakan bahwa Allah akan membangkitkan kembali ini?” atau ia mengatakan, “Apakah Allah akan menghidupkan kembali yang aku lihat ini?”

Dalam ayat lain Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,
æóÃóÞúÓóãõæÇ ÈöÇááóøåö ÌóåúÏó ÃóíúãóÇäöåöãú áóÇ íóÈúÚóËõ Çááóøåõ ãóäú íóãõæÊõ Èóáóì æóÚúÏðÇ Úóáóíúåö ÍóÞðøÇ æóáóßöäóø ÃóßúËóÑó ÇáäóøÇÓö áóÇ íóÚúáóãõæäó (38) áöíõÈóíöøäó áóåõãõ ÇáóøÐöí íóÎúÊóáöÝõæäó Ýöíåö æóáöíóÚúáóãó ÇáóøÐöíäó ßóÝóÑõæÇ Ãóäóøåõãú ßóÇäõæÇ ßóÇÐöÈöíäó (39) [ÇáäÍá/38¡ 39]
“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati”. (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Agar Allah menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta.” (An-Nahl: 38-39).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ÞóÇáó Çááåõ ÊóÚóÇáìó: ßóÐóøÈóäöí ÇÈúäõ ÂÏóãó æóáóãú íóßõäú áóåõ Ðóáößó æóÔóÊóãóäöí æóáóãú íóßõäú áóåõ Ðóáößóº ÝóÃóãóøÇ ÊóßúÐöíúÈõåõ ÅöíóøÇíó ÝóÞóæúáõåõ: áóäú íõÚöíúÏóäöíú ßóãóÇ ÈóÏóÃóäöíú¡ æóáóíúÓó Ãóæóøáõ ÇáúÎóáúÞö ÈöÃóåúæóäó Úóáóíóø ãöäú ÅöÚóÇÏóÊöåöº æóÃóãóøÇ ÔóÊúãõåõ ÅöíóøÇíó ÝóÞóæúáõåõ ÇÊóøÎóÐó Çááåõ æóáóÏðÇ¡ æóÃóäóÇ ÇúáÃóÍóÏõ ÇáÕóøãóÏõ¡ áóãú ÃóáöÏú æóáóãú ÃõæúáóÏú æóáóãú íóßõäú áóåõ ßõÝõæðÇ ÃóÍóÏñ.

“Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman, “Anak Adam telah mendustakan-Ku padahal ia tidak berhak begitu; ia telah mencela-Ku padahal ia tidak berhak begitu. Adapun pendustaannya terhadap-Ku ialah mengatakan, “Allah tidak akan mengembalikanku sebagaimana Dia menciptakanku semula.” Padahal penciptaan pertama itu tidak lebih mudah bagi-Ku daripada pengulangannya. Adapun celaannya terhadap-Ku ialah mengatakan, “Allah memiliki anak.” Padahal Aku Maha Esa, tempat bergantungnya segala sesuatu, Aku tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Ku.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari).

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001