Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Setiap yang Makruf Merupakan Sedekah
Kamis, 27 Januari 22
Setiap yang Makruf Merupakan Sedekah
[Khutbah Pertama]


Åöäøó ÇáúÍóãúÏó áöáøóåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÊõæúÈõ Åöáóíúåö æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøöÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ. ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáóÇ ãõÖöáøó áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáóÇ åóÇÏöíó áóåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÍúÏóåõ áóÇ ÔóÑöíúßó áóåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðà ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ ÈóáøóÛó ÇáÑøöÓóÇáóÉó æóÃóÏøóì ÇáúÃóãóÇäóÉó æóäóÕóÍó ÇáúÃõãøóÉó æóÌóÇåóÏó Ýöí Çááåö ÍóÞøó ÌöåóÇÏöåö ÍóÊøóì ÃóÊóÇåõ ÇáúíóÞöíúäö, ÝóãóÇ ÊóÑóßó ÎóíúÑðÇ ÅöáøóÇ Ïóáøó ÇúáÃõãøóÉó Úóáóíúåö æóáóÇ ÔóÑøðÇ ÅöáøóÇ ÍóÐøóÑóåóÇ ãöäúåõ. ÝóÕóáóæóÇÊõ Çááåö æóÓóáóÇãõåõ Úóáóíúåö æóÚóáóì Âáöåö æóÕóÍúÈöåö ÃóÌúãóÚöíúäó
ÃóãøóÇ ÈóÚúÏõ :


Sesungguhnya segala puji bagi Allah. Kita memujiNya, meminta pertolongan kepadaNya, meminta ampunan kepadaNya, dan bertaubat kepadaNya. Dan, kita juga memohon perlindungan kepadaNya dari keburukan diri-diri kita dan kejelekan amal-amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, memberikan nasehat kepada ummat, dan berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad sampai datang kepadanya perkara yang diyakini, yaitu kematian. Maka, tidaklah beliau meningalkan kebaikan apa pun bentuknya melainkan beliau telah menunjukkan umatnya kepadanya. Dan, tidak pula keburukan melainkan beliau telah memperingatkannya. Maka, shalawat dan salam semoga tercurah kepadanya, beserta keluarga dan para sahabatnya semuanya. Amma ba’du,
Wahai orang –orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah rabb kalian, dan merasalah diawasi olehNya saat kalian melakukan seluruh amal-amal kalian, dengan perasaan seseorang yang tahu bahwa Rabbnya mendengar dan melihatnya.


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó æóÞõæáõæÇ ÞóæúáðÇ ÓóÏöíÏðÇ (70) íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑú áóßõãú ÐõäõæÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíãðÇ (71) [ÇáÃÍÒÇÈ : 70 ¡ 71]


Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkankah perkataan yang benar, niscaya Allah akan meperbaiki amal kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Barang siapa mentaati Allah dan RasulNya sungguh ia telah benuntung dengan keuntungan yang besar (al-Ahzab : 70-71)

Wahai orang –orang yang beriman !
Imam al-Bukhari telah meriwayatkan di dalam shahihnya dari Jabir bin Abdillah-semoga Allah meridhainya- bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ßõáøõ ãóÚúÑõæúÝò ÕóÏóÞóÉñ


‘Setiap yang baik merupakan sedekah’
Dan imam Muslim meriwayatkannya di dalam shahihnya dari hadis Khudzaefah-semoga Allah meridhainya.
Hadis ini dikategorikan sebagai sebuah kaedah yang global lagi berfaedah tentang pintu-pintu sedekah dan bahwa sedekah itu tidaklah terbatas pada sedekah berupa harta, bahkan ruang lingkupnya sangat luas dan pintu-pintunya sangat banyak, berbeda sama sekali dengan apa yang boleh jadi diduga.
Bahkan datang di dalam hadis bahwa sebagian sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dari kalangan orang-orang fakir kaum Muhajirin menduganya demikian, dan mereka bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Imam Muslim meriwayatkan (dengan sanadnya) dari Abu Dzar -semoga Allah meridhainya- bahwa sekelompok orang dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi Nabi- shallallahu ‘alaihi wasallam-, lalu mereka mengatakan,


ÐóåóÈó Ãóåúáõ ÇáÏøõËõæÑö ÈöÇáÃõÌõæÑö


‘Wahai Rasulullah ! Ahlu Dutsur pergi dengan membawa banyak pahala.
(Ahlu Dutsur adalah orang-orang yang banyak hartanya),


íõÕóáøõæäó ßóãóÇ äõÕóáøöì


mereka melakukan shalat sebagaimana kami dapat melakukan shalat.


æóíóÕõæãõæäó ßóãóÇ äóÕõæãõ


Mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa


æóíóÊóÕóÏøóÞõæäó ÈöÝõÖõæáö ÃóãúæóÇáöåöãú


dan mereka dapat bersedekah dengan kelebihan harta-harta mereka.
Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÃóæóáóíúÓó ÞóÏú ÌóÚóáó Çááøóåõ áóßõãú ãóÇ ÊóÕóÏøóÞõæäó


bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian sesuatu yang dapat kalian sedekahkan ?


Åöäøó Èößõáøö ÊóÓúÈöíÍóÉò ÕóÏóÞóÉð


sesungguhnya setiap tasbih (ucapan ÓõÈúÍóÇäó Çááåö) adalah sedekah,


æóßõáøö ÊóßúÈöíÑóÉò ÕóÏóÞóÉñ


setiap takbir (ucapan Çóááåõ ÃóßúÈóÑõ) adalah sedekah,


æóßõáøö ÊóÍúãöíÏóÉò ÕóÏóÞóÉñ


setiap tahmid (ucapan ÇóáúÍóãúÏõ áöáøóåö) adalah sedekah,


æóßõáøö ÊóåúáöíáóÉò ÕóÏóÞóÉñ


setiap tahlil (ucapan áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ) adalah sedekah,


æóÃóãúÑñ ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö ÕóÏóÞóÉñ


amar makruf adalah sedekah,


æóäóåúìñ Úóäú ãõäúßóÑò ÕóÏóÞóÉñ


nahi munkar merupakan sedekah


æóÝöì ÈõÖúÚö ÃóÍóÏößõãú ÕóÏóÞóÉñ


dan pada kemaluan pasangan hidup kalian ada kesempatan sedekah.
Mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah ! apakah salah seorang di antara kami yang melampiaskan syahwatnya (kepada pasangan hidupnya), ia bakal mendapatkan pahala ?
Maka beliau menjawab,


ÃóÑóÃóíúÊõãú áóæú æóÖóÚóåóÇ Ýöì ÍóÑóÇãò ÃóßóÇäó Úóáóíúåö ÝöíåóÇ æöÒúÑñ ÝóßóÐóáößó ÅöÐóÇ æóÖóÚóåóÇ Ýöì ÇáúÍóáÇóáö ßóÇäó áóåõ ÃóÌúÑñ


‘Apa pendapat kalian, andai kata penyaluran hasrat itu pada sesuatu yang haram, bukankah ia berdosa karenanya ? maka, demikian pula bila mana penyaluran hasrat tersebut pada sesuatu yang halal, niscaya seseorang mendapatkan pahala karenanya.

Ayyuhal Mukminun, Wahai orang-orang yang beriman !
Sedekah merupakan pekerjaan harian, menemani setiap muslim di setiap hari-harinya, sedekah itu terbaharukan seiring dengan pergantian hari demi hari. Setiap hari, seorang Muslim yang memasuki waktu paginya dalam keadaan diliputi oleh kesehatan dan ‘afiyat, hendaklah ia menghadapi hal tersebut dengan pujian dan sanjungan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan kesyukuran kepadaNya atas nikmat-nikmatNya yang diberikan kepadanya, dan hendaknya pula menghadapinya dengan sedekah-sedekah yang banyak lagi beragam bentuknya.
Imam Muslim meriwayatkan di dalam shahihnya dari Abu Dzar semoga Allah meridhinya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


íõÕúÈöÍõ Úóáóì ßõáøö ÓõáÇóãóì ãöäú ÃóÍóÏößõãú ÕóÏóÞóÉñ Ýóßõáøõ ÊóÓúÈöíÍóÉò ÕóÏóÞóÉñ æóßõáøõ ÊóÍúãöíÏóÉò ÕóÏóÞóÉñ æóßõáøõ ÊóåúáöíáóÉò ÕóÏóÞóÉñ æóßõáøõ ÊóßúÈöíÑóÉò ÕóÏóÞóÉñ æóÃóãúÑñ ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö ÕóÏóÞóÉñ æóäóåúìñ Úóäö ÇáúãõäúßóÑö ÕóÏóÞóÉñ æóíõÌúÒöÆõ ãöäú Ðóáößó ÑóßúÚóÊóÇäö íóÑúßóÚõåõãóÇ ãöäó ÇáÖøõÍóì


Setiap sulama salah seorang di antara kalian berkewajiban untuk bersedekah. (Sulama adalah persendian). Setiap sulama salah seorang di antara kalian berkewajiban untuk bersedekah; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemunkaran adalah sedekah, dan mencukupi dari kesemuanya itu 2 rakaat yang dilakukannya di waktu Dhuha.

Maka, renungkanlah, semoga Allah menjaga kalian ! Beragamnya bentuk pintu-pintu sedekah, di antaranya ada yang faedahnya terbatas pada pelaku sedekah, seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir dan bertahlil. Di antaranya ada pula yang manfaatnya tidak sebatas pada pelakunya saja. Bahkan, setiap hal yang bermanfaat yang dipersembahkan oleh seorang muslim untuk saudaranya kaum Muslimin dari bentuk-bentuk kebaikan dan pintu-pintu kebaikan, segala ragam kebaikan, kesemua hal itu masuk ke dalam kategori sedekah.

Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Dzar-semoga Allah meridhainya-bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÊóÈóÓøõãõßó Ýöí æóÌúåö ÃóÎöíúßó áóßó ÕóÏóÞóÉñ


Senyummu di hadapan saudaramu (sesama Muslim) merupakan sedekah bagimu


æóÃóãúÑõßó ÈöÇáúãóÚúÑõæúÝö æóäóåúíõßó Úóäö ÇáúãõäúßóÑö ÕóÏóÞóÉñ


Perintahmu kepada kebaikan, upaya pencegahanmu dari kemungkaran merupakan sedekah bagimu,


æóÅöÑúÔóÇÏõßó ÇáÑøóÌõáó Ýöí ÃóÑúÖö ÇáÖøóáóÇáö áóßó ÕóÏóÞóÉñ


Upayamu menunjukkan orang yang tersesat jalannya merupakan sedekah bagimu,


æóÈóÕóÑõßõ áöáÑøóÌõáö ÇáÑøóÏöíúÁö ÇáúÈóÕóÑö áóßó ÕóÏóÞóÉñ


Upaya menuntun orang yang fungsi pandangan matanya buruk merupakan sedekah bagimu


æóÅöãóÇØóÊõßó ÇáúÍóÌóÑó æóÇáÔøóæúßóÉó æóÇáúÚóÙãó Úóäö ÇáØøóÑöíúÞö áóßó ÕóÏóÞóÉñ


Tindakanmu menyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan merupakan sedekah bagimu.


æóÅöÝúÑóÇÛõßó ãöäú Ïóáúæößó Ýöí Ïóáúæö ÃóÎöíúßó áóßó ÕóÏóÞóÉñ


Tindakanmu menuangkan air dari embermu ke ember temanmu merupakan sedekah bagimu.
Dengan demikan, pintu-pintu sedekah itu beragam bentuknya.

Karenanya, wahai hamba-hamba Allah ! Hedaklah kita gemar dan bersungguh-sunguh untuk bersedekah, banyak melakukannya, ambillah setiap peluang bersedekah yang sedimikian luas terbentang, hendaknya kita melakukan hal tersebut dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah-ÚóÒøóæóÌóáøó.

Dan, apabila ada seseorang yang mengatakan,’Aku tidak mendapati harta, dan akupun tidak mendapati kemampuan untuk melakukan hal-hal ini, maka lihatlah kepada luasnya karunia Allah-ÚóÒøóæóÌóáøó- yang terdapat di dalam sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Imam Ahmad telah meriwayatkannya dari Abu Hurairah-semoga Allah meridhainya-, bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


íóÇ äóÈöíøó Çááøóåö Ãóíøõ ÇáúÃóÚúãóÇáö ÃóÝúÖóáõ


Wahai Nabiyullah ! Amal apakah yang paling utama ?
Nabi menjawab,


ÇáúÅöíãóÇäõ ÈöÇááøóåö æóÇáúÌöåóÇÏõ Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö


Iman kepada Allah dan berjihad di jalan Allah.
Lelaki itu kembali bertanya,


ÝóÅöäú áóãú ÃóÓúÊóØöÚú Ðóáößó


Jika aku tidak mampu melakukan hal itu ?
Beliau menjawab,


ÇÍúÈöÓú äóÝúÓóßó Úóäú ÇáÔøóÑøö ÝóÅöäøóåóÇ ÕóÏóÞóÉñ ÊóÕóÏøóÞõ ÈöåóÇ Úóáóì äóÝúÓößó


Tahanlah dirimu dari melakukan tindak keburukan, karena sesungguhnya hal itu merupakan sedekah, engkau bersedekah dengannya atas dirimu sendiri.

Kita memohon kepada Allah azza wa jalla semoga memberikan taufik kepada kita semua untuk dapat berkata dengan perkataan yang benar dan mampu beramal shaleh, semoga Dia azza wa jalla memperbaiki keadaan dan urusan kita seluruhnya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Dekat dan Maha Mengijabah doa.
Aku katakan perkataan ini, dan aku memohon ampun kepada Allah dari segala dosa untukku dan untuk kalian serta untuk seluruh kaum Muslimin. Maka, mintalah pula kalian ampunan kepada Allah, niscaya Dia memberi ampunan kepada kalian. Karena sesungguhnya Dia Maha pemberi ampunan lagi Maha penyayang.
**
[Khutbah Kedua]


ÇóáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÍóãúÏðÇ ÔóÇßöÑöíúäó æóÃõËúäöí Úóáóíúåö ËóÊóÇÁó ÇáÐøóÇßöÑöíúäó ÃóÍúãóÏõåõ ÈöãóÍóÇãöÏöåö ÇáøóÊöí åõæó áóåóÇ Ãóåóáñ æóÃõËúäöí Úóáóíúåö ßõáøóåõ áóÇ ÃõÍúÕöí ËóäóÇÁð Úóáóíúåö åõæó ßóãóÇ ÃóËúäóì Úóáóì äóÝúÓöåö æóÃóÔúåóÏõ Ãóäú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ Õóáøóì Çááåõ æóÓóáøóãó Úóáóíúåö æóÚóáóì Âáöåö æóÕóÍúÈöåö ÃóÌúãóÚöíúäó


Segala pujian bagi Allah, pujian yang dipanjatkan oleh orang-orang yang bersyukur. Dan aku menyanjungNya dengan sanjungan orang-orang yang banyak mengingat Allah. Aku memujiNya dengan pujian-pujian yang mana Dia paling berhak mendapatkannya, dan aku menyanjungNya dengan segala kebaikan seluruhnya. Aku tidak dapat melakukan sanjungan dengan sebenar-benarnya kepadaNya, Dia sebagaimana sanjungan yang dilakukanNya terhadap diriNya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Semoga shalawat dan salam dicurahkan kepadanya, beserta keluarganya dan para sahabatnya semuanya. Amma ba’du,

Wahai orang-orang yang beriman !
Bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah memelihara dirinya.
Dua kasus yang sangat menakjubkan tentang sedekah. Kedua kasus ini terkait dengan seorang yang fakir yang tidak mempunyai harta.
Kasus pertama dari kedua kasus tersebut adalah bahwa sedikit harta yang disedekahkan oleh orang yang fakir ini, meski hanya 1 dirham yang diambil dari hartanya yang sedikit, bisa saja mengungguli dan mengalahkan harta yang banyak yang disedekahkan oleh seorang yang kaya, meski puluhan ribu dirham banyaknya.
Di dalam hadis riwayat imam an Nasai dan yang lainnya dari hadis Abu Hurairah-semoga Allah meridhainya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,


ÓóÈóÞó ÏöÑúåóãñ ãöÇÆóÉó ÃóáúÝö ÏöÑúåóãò


1 dirham telah mengungguli 100.000 dirham.
Para sahabat berujar, æóßóíúÝó ? (Bagaimana yang demikian itu wahai Rasulullah)
Rasulullah menjawab,


ßóÇäó áöÑóÌõáò ÏöÑúåóãóÇäö ÊóÕóÏøóÞó ÈöÃóÍóÏöåöãóÇ æóÇäúØóáóÞó ÑóÌõáñ Åöáóì ÚóÑúÖö ãóÇáöåö ÝóÃóÎóÐó ãöäúåõ ãöÇÆóÉó ÃóáúÝö ÏöÑúåóãò ÝóÊóÕóÏøóÞó ÈöåóÇ


‘Dulu, ada seorang lelaki memiliki dua dirham, lalu ia bersedekah dengan salah satunya, sementara laki-laki lainnya, ia pergi ke tempat (simpanan) hartanya, lantas ia mengambil darinya sebanyak 100.000 dirham, lalu ia sedekahkan.’
Orang yang pertama bersedekah dengan separoh hartanya, sementara orang yang kedua bersedekah dengan sebagian kecil dari hartanya yang sedemikian melimpah. Maka, beda antara orang yang sedekah dengan separoh hartanya dan orang yang besedekah dengan jumlah sedikit dari hartanya. Maka, 1 dirham mengungguli 100.000 dirham.
Kasus kedua, dan kasus ini lebih menakjubkan, yaitu bahwa seorang yang fakir bilamana di dalam hatinya terdapat niat yang jujur di antara dirinya dan Allah, Allah jalla wa’ala mengetahui apa yang ada di dalam dirinya, bahwa bila saja ia memiliki harta seperti yang dimiliki fulan yang kaya yang juga bersedekah niscaya ia akan melakukan seperti yang dilakukanya. Maka, orang ini (orang yang fakir ini) dan orang yang kaya, mendapatkan pahala yang sama. Orang ini (orang yang kaya yang bersedekah ini) mendapatkan pahala dengan sedekahnya, dan orang ini (orang yang miskin) juga mendapatkan pahala dengan niatnya yang jujur.
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Kabsyah Anmariy semoga Allah meridhainya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,…
ÅöäøóãóÇ ÇáÏøõäúíóÇ áöÃóÑúÈóÚöÉö äóÝóÑò
“Sesungguhnya dunia itu untuk 4 kelompok orang ;


ÚóÈúÏò ÑóÒóÞóåõ Çááåõ ãóÇáðÇ æóÚöáúãðÇ Ýóåõæó íóÊøóÞöí Ýöíúåö ÑóÈøóåõ æóíóÕöáõ Ýöíúåö ÑóÍöãóåõ æóíóÚúáóãõ áöáøóåö Ýöíúåö ÍóÞøðÇ ÝóåóÐóÇ ÈöÃóÝúÖóáö ÇáúãóäóÇÒöáö


(1) Seorang hamba yang Allah karuniakan kepadanya harta dan ilmu, ia pun bertakwa kepada Allah di dalamnya, menyambung tali silaturahim dengan orang-orang yang memiliki hubungan rahim dengannya, ia pun mengetahui hak Allah di dalamnya. Maka, ini adalah kedudukan yang paling utama.


æóÚöÈúÏò ÑóÒóÞóåõ Çááåõ ÚöáúãðÇ æóáóãú íóÑúÒõÞúåõ ãóÇáðÇ Ýóåõæó ÕóÇÏöÞõ ÇáäøöíøóÉö íóÞõæúáõ áóæú Ãóäøó áöí ãóÇáðÇ áóÚóãöáúÊõ ÈöÚóãóáö ÝõáóÇäò Ýóåõæó ÈöäöíøóÊöåö ÝóÃóÌúÑõåóãõÇ ÓóæóÇÁñ


(2) Seorang hamba yang dikaruniai ilmu oleh Allah namun tidak dikaruniai harta, namun ia jujur niatnya, ia mengatakan, ‘andai aku mempunyai harta (seperti yang dimiliki si fulan), niscaya aku akan melakukan seperti yang dilakukan fulan. Orang ini, karena niatnya mendapatkan pahala yang sama seperti yang diperoleh si fulan.


æóÚóÈúÏò ÑóÒóÞóåõ Çááåõ ãóÇáðÇ æóáúã íóÑúÒõÞúåõ ÚöáúãðÇ Ýóåõæó íóÎúÈöØõ Ýöí ãóÇáöåö ÈöÛóíúÑö Úöáúãò áóÇ íóÊøóÞöì Ýöí ÑóÈøöåö æóáóÇ íóÕöáõ Ýöí ÑóÍöãöåö æóáóÇ íóÚúáóãõ Çááåó Ýöíúåö ÍóÞøðÇ ÝóåóÐóÇ ÈöÃóÎúÈóËö ÇáúãóäóÇÒöáö


(3) Seorang hamba yang dikaruniai harta oleh Allah, namun Allah tidak mengaruniakan ilmu kepadanya, ia mendayagunakan hartanya tanpa ilmu, ia tidak bertakwa kepada Rabbnya, ia tidak menyambung silaturahim (dengan hartanya), tidak pula mengetahui hak Allah pada harta tersebut. Maka, ini adalah sejelek-jeleknya kedudukan.


æóÚúÈúÏò áóãú íóÑúÒõÞúåõ Çááåõ ãóÇáðÇ æóáóÇ ÚöáúãðÇ Ýóåõæó íóÞõæúáõ áóæú Ãóäøó áöí ãóÇáðÇ áóÚóãöáúÊõ Ýöíúåö ÈöÚóãóáö ÝóáõÇäò Ýóåõæó ÈöäöíøóÊöåö ÝóæöÒúÑõåõãóÇ ÓóæóÇÁñ


(4) Seorang hamba yang tidak dikaruniai harta oleh Allah, tidak pula dikaruniai ilmu. Ia mengatakan, ‘andai aku memiliki harta (seperti fulan), niscaya aku akan melakukan seperti yang fulan lakukan. (Nabi bersabda), ‘Maka dosa kedua orang tersebut sama.

Kita memohon kepada Allah azza wa jalla agar memberikan ilham kepada kita berupa bimbingan yang benar kepada diri kita, memperbaiki keadaan dan urusan kita seluruhnya, tidak menyandarkan diri kita kepada diri kita sendiri sekejap mata pun.
Bershalawat dan salamlah kalian-semoga Allah menjaga kalian-kepada Muhammad bin Abdillah seperti yang Allah perintah kepada kalian di dalam kitabNya, seraya berfirman,


Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ íõÕóáøõæäó Úóáóì ÇáäøóÈöíøö íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÕóáøõæÇ Úóáóíúåö æóÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 56]


Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk Nabi, Wahai orang-orang yang beriman ! Bershalawatlah kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
Dan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ãóäú Õóáøóì Úóáóìøó ÕóáÇóÉð Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö ÈöåóÇ ÚóÔúÑðÇ


Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.


Çááøóåõãøó Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÕóáøóíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíãó æó Úóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíãó Åöäøóßó ÍóãöíÏñ ãóÌöíÏñ


Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.


æóÈóÇÑößú Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÈóÇÑóßúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíãó Åöäøóßó ÍóãöíÏñ ãóÌöíÏñ


Berilah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.


æóÇÑúÖó Çááøóåõãøó Úóäö ÇáúÎõáóÝóÇÁö ÇáÑøóÇÔöÏöíúäó ÇóÃóÇ ÆöãøóÉö ÇáúãõåúÏöíøöíúäó ÃóÈöí ÈóßúÑò ÇóáÕøöÏøöíúÞö, æóÚõãóÑó ÇóáúÝóÇÑõæúÞö æóÚõËúãóÇäó Ðöí ÇáäøõæúÑóíúäö æóÃóÈöí ÇáúÍóÓóäóíúäö Úóáöíøò, æóÇÑúÖó Çááøóåõãøó Úóäö ÇáÕøóÍóÇÈóÉö ÃóÌúãóÚöíúäó, æóÚóäö ÇáÊøóÇÈöÚöíúäó æóãóäú ÊóÈöÚóåõãú ÈöÅöÍúÓóÇäò Åöáóì íóæúãö ÇáÏøöíúäö æóÚóäøóÇ ãóÚóåõãú Èöãóäøößó æóßóÑöãößó íóÇ ÃóßúÑóãó ÇáúÃóßúÑöãúíúäó


Ya Allah, ridhailah para khulafaurrasyidin, para imam yang mendapatkan petunjuk ; Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar al-Faruq, Utsman Dzinnurain, Abul Hasanaini Ali.
Ya Allah, ridhailah para sahabat semuanya dan para tabi’in dan orang-orang yang mengikuti (jejak) mereka dengan baik sampai hari pembalasan.
Dan, ridhailah kami beserta mereka dengan karuniaMu dan kedermawananMu wahai Dzat yang Paling Dermawan.


Çóááøóåõãøó ÃóÚöÒøó ÇáúÅöÓúáóÇãó æóÇáúãõÓúáöãöíúäó


Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin


Çóááøóåõãøó ÇäúÕõÑú ãóäú äóÕóÑó Ïöíúäóßó æóßöÊóÇÈóßó æóÓõäøóÉó äóÈöíøößó ãõÍóãøóÏò –Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-


Ya Allah, tolonglah orang yang menolong agama-Mu, kitab-Mu, dan sunnah Nabi-Mu Muhammad-shallallahu ‘alaihi wasallam-


Çóááøóåõãøó ÇäúÕõÑú ÅöÎúæóÇäóäóÇ ÇáúãõÓúáöãöíúäó ÇáúãõÓúÊóÖúÛóÝöíúäó Ýöí ßõáøö ãóßóÇäò


Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami orang-orang Islam yang lemah di semua tempat.


Çóááøóåõãøó Âãöäú ÍõÏõæúÏóäóÇ æóÇäúÕõÑú ÌõäõæúÏóäóÇ æóÝøöÞúåõãú ÈöÊóæúÝöíúÞößó íóÇ ÑóÈøó ÇáúÚóÇáóãöíúäó


Ya Allah, amankanlah perbatasan (negeri) kami, dan tolonglah tentara-tentara kami. Bimbinglah mereka dengan bimbinga-Mu wahai rabb semesta alam.


Çóááøóåõãøó ÂãöäøóÇ Ýöí ÃóæúØóÇäöäóÇ æóÃóÕúáöÍú ÃóÆöãøóÊóäóÇ æóæõáóÇÉó ÃõãõæúÑöäóÇ æóÇÌúÚóáú æöáóÇíóäóÇ Ýöí ãóäú ÎóÇÝóßó æóÇÊøóÞóÇßó æóÇÊøóÈóÚó ÑöÖóÇßó íóÇ ÑóÈøó ÇáúÚóÇáãóÈöäó


Ya Allah, berilah keamanan pada tempat tinggal kami, perbaikilah para imam kami dan orang-orang yang mengurusi urusan-urusan kami. Jadikanlah kekuasaan kami pada orang-orang yang takut kepadaMu, bertakwa kepadaMu, dan mengikuti keridhaanMu, wahai rabb semesta alam.


Çóááøóåõãøó æóÝøöÞú æóáöíøó ÃóãúÑöäóÇ áöåõÏóÇßó æóÇÌúÚóáú Úóãóáóåõ Ýöí ÑöÖóÇßó


Ya Allah, bimbinglah waliyul amri kami kepada petunjukMu, dan jadikanlah amalnya dalam keridhaanMu.


Çóááøóåõãøó æóÝøöÝú æóáöíøó ÚóÚúÏöåö áöãóÇ ÊõÍöÈøõ æóÊóÑúÖóì ãöäú ÓóÏöíúÏö ÇúáÃóÞúæóÇáö æóÕóÇáöÍö ÇáúÃóÚúãóÇáö


Ya Allah, bimbinglah pula calon penggantinya kepada sesuatu yang Engkau cintai dan Engkau ridhai berupa kebenaran perkataan dan kebaikan amal.


Çóááøóåõãøó ÂÊö äõÝõæúÓóäóÇ ÊóÞúæóÇåóÇ , ÒóßøöåóÇ ÃóäúÊó ÎóÈúÑõ ãóäú ÒóßøóÇåóÇ ÃóäúÊó æöáöíøõåóÇ æóãóæúáóì åóÇ


Ya Allah, berikanlah jiwa-jiwa kami ketakwaannya, sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya, Engkaulah yang mengurusinya dan Engkaulah pula pemiliknya.


Çóááøóåõãøó ÅöäøóÇ äóÓúÃóáõßó ÇáúåõÏóì æóÇáÊøõÞóì æóÇáúÚöÝøóÉó æóÇáúÛöäóì


Ya Allah, Sesungguhnya kami meminta kepadaMu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kecukupan.


Çóááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóæóÇáöÏöíúäóÇ æóæóÇáöÏöíúåöãú æóÐõÑøöíøóÇÊöåöãú æóáöáúãõÓúáöãöíúäó æóÇáúãõÓúáöãóÇÊö æóÇáúãõÄúãöäöíúäó æóÇáúãõÄúãöäóÇÊö ÇóÃókwÍúíóÇÁö ãöäúåõãú æóÇúáÃãúæóÇÊö


Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, kedua orang tua mereka, kaum Muslimin laki-laki dan wanita, orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia di antara mereka.


ÑóÈøóäóÇ ÙóáóãúäóÇ ÃóäúÝõÓóäóÇ æóÅöäú áóãú ÊóÛúÝöÑú áóäóÇ æóÊóÑúÍóãúäóÇ áóäóßõæäóäøó ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó


Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.


ÑóÈøóäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇáúÂÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö


Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.


æó ÂÎöÑõ ÏóÚúæóÇäóÇ Ãóäö ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíäó


Dan penutup doa kami adalah ‘segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.’


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkhutbah&id=341