Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Takwa
Senin, 22 Juli 13

Lelaki berinisial "A" bekerja di salah satu markas perbatasan. Konon, berbagai komoditi harus melewatinya hingga dia menandatanganinya untuk memberi lesensi masuknya barang-barang itu ke dalam Negara.

Dia adalah seorang yang terpercaya di dalam pekerjaannya dan sangat bersikeras untuk menetapkan prosedur. Dia tidak memperkenankan seorang pun untuk melewati prosedur, tanpa pandang bulu siapa pun orangnya.

Pimpinan seprofesinya telah sampai batas tak tahu malu saat memanggilnya pada suatu hari dan mendesaknya untuk mengambil uang sogokan agar mempermudah urusan bagi orang yang membayar ucapan ini dari pimpinannya, seketika dia menggigil ketakutan dan keluar dari hadapannya.

Dia hampir tercekik karena sedih, mengingat orang-orang sepertinya sewaktu mendengar ucapan semacam ini, mereka tercekik karena merasa sedang berada dalam situasi yang terkontaminasi dan cemar.

Hari-hari berlalu sementara berbagai godaan dan cobaan setiap saat selalu tampak di pelupuk matanya. Para penyuap mendatanginya dengan membawa uang sogokan. Orang ini berkata, "Ini hadiah dari yayasan kami", sedang yang lainya berkata, "Uang ini sebagai penghormatan dari perusahaan kami".

Mereka berusaha menbujuknya dengan segala cara, namun dia tetap tak bergeming bagaikan gunung besar. Dia menolak mentah-mentah uang sogokan itu. Dia mulai berpikir antara dia dan hatinya sampai kapan dia akan bisa bertahan dengan kondisi seperti ini? dia khawatir dirinya akan lemah dan tergoda untuk mengambil uang haram.

Kini, dia berada di antara dua dilema dan tidak ada opsi ketiga. Dia berhenti dari pekerjaan beserta gajinya, atau melanggar ketentuan-ketentuan Allah dan mengambil uang sogokan. Sampai di sini dia teringat firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

....وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا {2} وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَيَحْتَسِبُ... {3}

"barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (Ath-Thalaq: 2-3)

Dia pun mengajukan pengunduran diri dan ke luar dari iklim yang mencekik ini untuk mencari rizki yang halal. Dia membeli sebuah truk kecil dan mulai bekerja dalam bidang jasa pengangkutan barang-barang komoditi. Sedikit demi sedikit, Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahinya rizki dan dia bisa membeli truk yang lain. Para pengusaha mulai memintanya untuk mengangkut barang-barang dagangan mereka, dan hal itu lebih dikarenakan mereka telah mengenalnya, juga amanahnya dan upaya kerasnya demi keselamatan barang seolah-olah barang dagangan sendiri. Akhirnya, dia punya banyak container yang mempekerjakan beberapa tenaga supir.

Suatu hari, salah satu kontainernya mengalami tabrakan dan rusak, karena supirnya mengantuk. Sang supir meminta maaf kepada A, lalu dia pun memaafkan dan memberi dispensasi kepadanya dan tidak melakukan tindakan apa pun terhadapnya. Kala itu, seorang polisi lalu lintas berdiri memandanginya, sedang dia menepuk-nepuk pundak si supir sambil menampakkan sepele masalahnya. Polisi itu merasa heran terhadap kemurahan hati si A dan baiknya perlakuannya kepada si supir. Dia pun ingin sekali mengenalnya.

Tahun demi tahun telah berjalan, dan polisi lalu lintas itu kini menjadi salah satu pengusaha besar. Dia kedatangan pasokan barang yang cukup bersar dan dia ingin mengangkutnya. Tiba-tiba, dia teringat kepada si A, lalu dia pun menghubunginya untuk mengangkut barang dagangannya. Semua itu karena sifat amanahnya, kemurahan hatinya dan kebaikan budi pekertinya.

Sekarang, si A pun menjadi salah satu pengusaha besar memiliki perusahaan jasa angkutan yang besar. Sesengguhnya orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Seorang pegawai yang bersahaja ini telah meninggalkan pekerjaannya sewaktu dia mengkhawatirkan dirinya dari sesuatu yang haram dan memilih keluar untuk mencari rizki yang halal, lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala membukakan baginya pintu rizki, dan akhirnya dia pun menjadi salah seorang pengusaha besar.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

لا يبلغ العبد أن يكون من المتقين حتى يدع ما لا بأس به حذرا لما به البأس

"Seorang hamba tidak akan mencapai golongan orang-orang bertakwa, sehingga dia meninggalkan apa yang tidak ada masalah demi menghindari apa yang bermasalah". (HR. at-Tirmidzi)

Sumber: Serial Kisah Teladan 3, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 8, Penerbit Darul Haq

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkisah&id=314