Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Tabdzir dan Berlebih-lebihan
Selasa, 21 Desember 21

Kewajiban mensyukuri segala kenikmatan dan tidak menggunakannya bukan pada tempatnya
Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba'du:
Adakalanya Allah ta'ala menguji hambaNya dengan kefakiran dan kemiskinan, sebagaimana terjadi pada penduduk negeri ini (Saudi Arabia) pada awal abad 14 Hijriah. Allah ta'ala telah berfirman,


æóáóäóÈúáõæóäøóßõãú ÈöÔóíúÁò ãöäó ÇáúÎóæúÝö æóÇáúÌõæÚö æóäóÞúÕò ãöäó ÇáúÃóãúæóÇáö æóÇáúÃóäúÝõÓö æóÇáËøóãóÑóÇÊö æóÈóÔøöÑö ÇáÕøóÇÈöÑöíäó (155) ÇáøóÐöíäó ÅöÐóÇ ÃóÕóÇÈóÊúåõãú ãõÕöíÈóÉñ ÞóÇáõæÇ ÅöäøóÇ áöáøóåö æóÅöäøóÇ Åöáóíúåö ÑóÇÌöÚõæäó (156)


"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepadaNya lah kami kembali'." (Al-Baqarah: 155-156).

Allah ta'ala juga memberikan cobaanNya berupa kenikmatan dan kelapangan rizki, sebagaimana realita kita saat ini, untuk menguji iman dan kesyukuran mereka. Dia berfirman sebagai berikut,


ÅöäøóãóÇ ÃóãúæóÇáõßõãú æóÃóæúáóÇÏõßõãú ÝöÊúäóÉñ æóÇááøóåõ ÚöäúÏóåõ ÃóÌúÑñ ÚóÙöíãñ (15)


"Sesungguhnya harta dan anak-anak kamu adalah cobaan. Dan Allah, di sisiNya ada pahala yang sangat besar." (At-Taghabun: 15).

Kesudahan yang terpuji di dalam semua cobaan itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang amal perbuatan mereka sejalan dengan apa yang disyariatkan Allah, seperti sabar dan hanya mengharap pahala di dalam kondisi fakir, bersyukur kepada Allah atas segala karuniaNya dan menggunakan harta pada penggunaan yang tepat di waktu kaya dan sederhana di dalam membelanjakan harta kekayaan pada tempatnya, baik untuk keperluan makan dan minum, dengan tidak pelit terhadap diri dan keluarga, dan tidak pula israf (berlebih-lebihan) di dalam menghabiskan harta kekayan pada sesuatu yang tidak ada perlunya.
Allah ta'ala telah melarang sikap buruk tersebut, seraya berfirman,


æóáóÇ ÊóÌúÚóáú íóÏóßó ãóÛúáõæáóÉð Åöáóì ÚõäõÞößó æóáóÇ ÊóÈúÓõØúåóÇ ßõáøó ÇáúÈóÓúØö ÝóÊóÞúÚõÏó ãóáõæãðÇ ãóÍúÓõæÑðÇ (29)


"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (israf), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal." (Al-Isra': 29).

Dan FirmanNya,


æóáóÇ ÊõÄúÊõæÇ ÇáÓøõÝóåóÇÁó ÃóãúæóÇáóßõãõ ÇáøóÊöí ÌóÚóáó Çááøóåõ áóßõãú ÞöíóÇãðÇ æóÇÑúÒõÞõæåõãú ÝöíåóÇ æóÇßúÓõæåõãú æóÞõæáõæÇ áóåõãú ÞóæúáðÇ ãóÚúÑõæÝðÇ (5)


"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta mereka (yang dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan." (An-Nisa`: 5).

Pada ayat di atas Allah melarang menyerahkan harta kekayaan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, sebab mereka akan membelanjakannya bukan pada tempatnya. Maka hal itu berarti bahwa membelanjakan harta kekayaan bukan pada tempatnya (yang syar'i) adalah merupakan perkara yang dilarang.
Allah ta'ala juga berfirman,


íóÇ Èóäöí ÂÏóãó ÎõÐõæÇ ÒöíäóÊóßõãú ÚöäúÏó ßõáøö ãóÓúÌöÏò æóßõáõæÇ æóÇÔúÑóÈõæÇ æóáóÇ ÊõÓúÑöÝõæÇ Åöäøóåõ áóÇ íõÍöÈøõ ÇáúãõÓúÑöÝöíäó (31)


"Hai anak Adam (manusia), pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf: 31).


æóÂÊö ÐóÇ ÇáúÞõÑúÈóì ÍóÞøóåõ æóÇáúãöÓúßöíäó æóÇÈúäó ÇáÓøóÈöíáö æóáóÇ ÊõÈóÐøöÑú ÊóÈúÐöíÑðÇ (26) Åöäøó ÇáúãõÈóÐøöÑöíäó ßóÇäõæÇ ÅöÎúæóÇäó ÇáÔøóíóÇØöíäö æóßóÇäó ÇáÔøóíúØóÇäõ áöÑóÈøöåö ßóÝõæÑðÇ (27)


"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan." (Al-Isra': 26-27).

Israf adalah membelanjakan harta kekayaan melebihi kebutuhan yang semestinya. Sedangkan tabdzir adalah membelanjakannya bukan pada tempat yang layak.

Sungguh, banyak sekali manusia saat ini yang diberi cobaan, yaitu berlebih-lebihan di dalam hal makanan dan minuman, terutama ketika mengadakan pesta-pesta dan resepsi pernikahan, mereka tidak puas dengan sekedar kebutuhan yang diperlukan, bahkan banyak sekali di antara mereka yang membuang makanan yang tersisa dari makanan yang telah dimakan orang lain, dibuang di dalam tong sampah dan di jalan-jalan. Ini merupakan kufur nikmat dan merupakan faktor penyebab hilangnya kenikmatan. Orang yang berakal adalah orang yang mampu menimbang semua perkara dengan timbangan kebutuhan, maka apabila ada sedikit kelebihan makanan dari yang dibutuhkan, ia segera mencari orang yang membutuhkannya, dan jika ia tidak mendapkannya, maka ia tempatkan sisa tersebut jauh dari tempat yang menghinakan, agar dimakan oleh binatang melata atau siapa saja yang Allah kehendaki, dan supaya terhindar dari penghinaan. Maka wajib atas setiap Muslim berupaya maksimal menghindari larangan Allah ta'ala dan menjadi orang yang bijak di dalam segala tindakannya seraya mengharap keridhaan Allah, mensyukuri karuniaNya, agar tidak meremehkan atau menggunakannya bukan pada tempat yang tepat.
Allah ta'ala berfirman,


æóÅöÐú ÊóÃóÐøóäó ÑóÈøõßõãú áóÆöäú ÔóßóÑúÊõãú áóÃóÒöíÏóäøóßõãú æóáóÆöäú ßóÝóÑúÊõãú Åöäøó ÚóÐóÇÈöí áóÔóÏöíÏñ (7)


"Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih'." (Ibrahim: 7).


ÝóÇÐúßõÑõæäöí ÃóÐúßõÑúßõãú æóÇÔúßõÑõæÇ áöí æóáóÇ ÊóßúÝõÑõæäö (152)


"Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat pula kepadaMu, dan bersyukurlah kepadaKu dan jangan kamu mengingkari (nikmat)Ku." (Al-Baqarah: 152).

Allah ta'ala juga menginformasikan bahwa bersyukur (terima kasih) itu haruslah dengan amal, tidak hanya sekedar dengan lisan. Dia berfirman,


íóÚúãóáõæäó áóåõ ãóÇ íóÔóÇÁõ ãöäú ãóÍóÇÑöíÈó æóÊóãóÇËöíáó æóÌöÝóÇäò ßóÇáúÌóæóÇÈö æóÞõÏõæÑò ÑóÇÓöíóÇÊò ÇÚúãóáõæÇ Âáó ÏóÇæõæÏó ÔõßúÑðÇ æóÞóáöíáñ ãöäú ÚöÈóÇÏöíó ÇáÔøóßõæÑõ (13)


"Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur." (Saba`: 13).

Jadi, bersyukur kepada Allah itu dilakukan dengan hati, lisan dan perbuatan. Barangsiapa yang bersyukur kepadaNya dalam bentuk ucapan dan amal perbuatan, niscaya Allah tambahkan kepadanya sebagian dari karuniaNya dan memberinya kesudahan (nasib) yang baik; dan barangsiapa yang mengingkari nikmat Allah dan tidak menggunakannya pada jalan yang benar, maka ia berada dalam posisi bahaya yang sangat besar, karena Allah ta'ala telah mengancamnya dengan adzab yang sangat pedih. Semoga Allah berkenan memperbaiki kondisi kaum Muslimin dan membimbing kita serta mereka untuk bisa bersyukur kepadaNya dan mempergunakan semua karunia dan nikmatNya untuk ketaatan kepadaNya dan kebaikan bagi hamba-hambaNya. Hanya Dialah yang Mahakuasa melakukan itu semua. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi kita, Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

Ibnu Baz: Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, jilid 4, hal. 37.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkonsultasi&id=4186