Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Puasa dan Kesehatan otak
Selasa, 07 Agustus 12

Berpuasa pada bulan Ramadhan bagi kaum Muslimin, secara hakikat, bukan hanya menahan dahaga dan lapar mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Tetapi lebih dari itu adalah suatu latihan psikis, mental dan tentu saja fisik biologi. Secara psikis orang yang menjalankan puasa akan semakin memiliki jiwa dan perilaku sehat dan tentunya menjauhkan pikiran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai hakikat berpuasa, sehingga ke depan bisa menjadi yang berakhlak mulia.

Secara biologi,selama melaksanakan puasa tubuh mengalami proses metabolisme atau makanan diduar ulang dalam sistem pencernaan sekitar delapan jam, dengan perincian empat jam, makanan disiapkan dengan keasaman tertentu dengan bantaun asam lambung, untuk selanjutnya dikirim ke usus, empat jam kemudian makanan diubah wujudnya menjadi makanan sari-sari makanan di usus kecil kemudian diabsorsi oleh pembuluh darah yang dikirim keseluruh tubuh. Waktu sisa 6 jam merupakan waktu yang ideal bagi sistem percernaan untuk istirahat.

Puasa Ramadhan menjadi hal yang penting dipahami manfaatnya. Apalagi jika dilakukan secara ikhlas dan disertai kepercayaan dan pengetahuan yang memadai tentang manfaat pelaksanaan puasa bagi kesehatan tubuh, khususnya dalam metabolisme dan sistem endokrim

Manfaat fisik

Dengan menjalankan puasa, berarti suatu akativitas fisik dan biologis, usaha untuk mengatur dan memperbaiki metabolisme tubuh. Hal ini dapat dimengerti, karena pelaksaan puasa mengajarkan dan melatih tubuh secara disiplin untuk makan dan minum secara tidak berlebihaan dan mengatur kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Dengan demikian maka puasa akan memberi manfaat kesehatan bagi orang yang menjalankannya.

Bepuasa akan melatih seseorang untuk hidup teratur dan disiplin serta mencegah kelebihan makan. Menurut penelitian. Puasa akan menyehatkan tubuh, sebab makanan berkaitan erat dengan proses metabolisme tubuh. Saat berpuasa, karena ada fase istirahat setelah fase pencernaan normal, yang diperkirakan 6 sampai 8 jam,maka pada fase tersebut terjadi degradasi dari lemak dan glukosa darah.

Demikian pula secara peningkatan High Density Lipoprotein (HDL) and apoprotein alfa1,dan penurunan low Density Lipoprotein (LDL),hal ini sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, karena HDL berefek baik bagi kardiovaskuler sedangkan LDL berefek negative bagi kesehatan pembuluh darah.

Kondisi tersebut akan menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh darah. Bagi penyakit kardiovaskuler, tidak ada penanggulangan yang lebih baik selain,mencegahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki hidup sehat, melaksanakan pula makanan yang sehat, serta dilanjutkan dengan olahraga atau aktivitas yang teratur.

Demikia pula secara psikologis yang tenang, teduh, dan tidak dipenuhi dengan rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Sebab, saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat . Adrenalin akan memeperkecil kontaksi otot empedu, menyampitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung, Adrenalin juga menambah pembentukan kolestrol dari lemak protein berkepadatan rendah.

Penelitian endokrinologi menujukan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat roratif menjadi beban dalam akumulasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan,seperti amylase, pangkrease, dan insulin dalam jumlah besar,sehingga akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh. Dengan demikian, puasa bermanfaat menurunkan kadar gula darah,kolesterol,dan mengendalikkan tekanan darah. Itulah sebabnya, pauasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes,kolesterol tinggi, kegemukaan, dan hipertensi.

Sedangkan yang terakhir, manfaat puasa dijelaskan; baik secara lansung maupun tidak langsung karena memberikan dampak positif. Berdasarkan penelitian plastisitas dan neurogenesis, yaitu tentang kelenturan dan perkembangan otak, dijelaskan bahwa pada dasarnya synapsis (jaringan otak) dapat berkembang berdasarkan faktor lingkungan, kejiwaan, dan makanan yang dikosumsi oleh seseorang. Bahkan, Dr Johanes-Berg, et al (Neuron Journal 2012) menjelaskan bahwa synapsis di otak dapat mengalami perubahan selama 24 jam terekspose oleh pembelajaran dan latihan

Sehingga, saat seseorang melakasanakan Puasa Ramadhan, selama sebulan penuh, dengan berupaya secara maksimal mengatur cara makan serta senantiasa berfikir positif, berfikir optimistis, serta tawadhu, dan berbuat secara ikhlas, maka berdasarkan plastisitas, neurogensi, dan fungsional kompensasi jaringan otak akan diperbarui.Struktur otak akan terbentuk networking atau rute jaringan baru dalam otak, yang tentunya akan membentuk pribadi dan manusia yang berfikir sempurna sesuai anjuran dan latihan Ramadhan.

Sehingga, setelah bulan Ramadhan, Muslim yang berpuasa akan menjadi orang-orang yang secara biologis , psikologis, fungsional menjadi orang yang baru. Yaitu, manusia yang senantiasa berpikiran lebih baik, yang digambarkan oleh perubahan struktur atau networking (synapses) otak yang baru: yang senantiasa berpikiran positif, optimistis, tawadhu’ serta berserah diri kepada Tuhannya.

Demikian pula akan bermanfaat meningkatkan daya ingat, mengurangi kematian sel-sel syaraf, bahkan dalam tingkatan tertentu yang mempermudah regenerasi sel-sel syaraf yang baru. Demikian pula karena terjadi penurunan zat-zat lemak seperti kolesterol, trigleserida, LDL, dan terjadi peningkat HDL menyebabkan suasana kesehatan otak akan terhindar dari berbagai penyakit degeneratif, seperti stroke dan hipertention brain.

(Sumber: Puasa Dan Kesehatan Otak, Republika 27 Juli 2012. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono )

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatmujizat&id=245