Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Kaedah Ke-29 [Allah Lebih Mengetahui Siapa Musuh-musuhmu]

Selasa, 02 Nopember 21
Kaidah (Prinsip Pokok) ke-29


{ æóÇááåõ ÃóÚúáóãõ ÈöÃóÚúÏóÇÆößõãú }


” Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu..”
{ An-Nisa`: 45}

Ini adalah sebuah kaidah (prinsip pokok ajaran) al-Qur`an yang berkaitan erat dengan realita manusia. Kebutuhan untuk mempopulerkan kaidah ini semakin bertambah di zaman ini, di mana sarana-sarana transformasi informasi telah menyebar luas, dan banyaknya perangkap-perangkap musuh dengan kedua jenisnya: yang terang-terangan dan yang sembunyi-sembunyi.
Agar kaidah (prinsip pokok) ini dapat dipahami dengan baik, maka harus disebutkan konteks di mana kaidah ini disebutkan dari Surat an-Nisa`. Allah ta’ala berfirman,


Ãóáóãú ÊóÑó Åöáóì ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ äóÕöíÈðÇ ãöäó ÇáúßöÊóÇÈö íóÔúÊóÑõæäó ÇáÖøóáóÇáóÉó æóíõÑöíÏõæäó Ãóäú ÊóÖöáøõæÇ ÇáÓøóÈöíáó (44) æóÇááåõ ÃóÚúáóãõ ÈöÃóÚúÏóÇÆößõãú æóßóÝóì ÈöÇááåö æóáöíøðÇ æóßóÝóì ÈöÇááåö äóÕöíÑðÇ (45) ãöäó ÇáøóÐöíäó åóÇÏõæÇ íõÍóÑøöÝõæäó Çáúßóáöãó Úóäú ãóæóÇÖöÚöåö æóíóÞõæáõæäó ÓóãöÚúäóÇ æóÚóÕóíúäóÇ æóÇÓúãóÚú ÛóíúÑó ãõÓúãóÚò æóÑóÇÚöäóÇ áóíøðÇ ÈöÃóáúÓöäóÊöåöãú æóØóÚúäðÇ Ýöí ÇáÏøöíäö æóáóæú Ãóäøóåõãú ÞóÇáõæÇ ÓóãöÚúäóÇ æóÃóØóÚúäóÇ æóÇÓúãóÚú æóÇäúÙõÑúäóÇ áóßóÇäó ÎóíúÑðÇ áóåõãú æóÃóÞúæóãó æóáóßöäú áóÚóäóåõãõ Çááåõ ÈößõÝúÑöåöãú ÝóáóÇ íõÄúãöäõæäó ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ (46)


"Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bagian dari al-Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar). Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu). Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, 'Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.' Dan (mereka mengatakan pula), 'Dengarlah' sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan), 'Ra'ina', dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela Agama. Sekiranya mereka mengatakan, 'Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami', tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis." (An-Nisa`: 44-46).

Ini -sebagaimana zahirnya- merupakan celaan bagi ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ äóÕöíÈðÇ ãöäó ÇáúßöÊóÇÈö "orang-orang yang telah diberi bagian dari al-Kitab (Taurat)", dan di dalamnya terkandung peringatan bagi hamba-hambaNya agar (tidak) tertipu oleh mereka dan terjatuh ke dalam kemusyrikan mereka. Maka Allah mengabarkan bahwa mereka, dalam diri-diri mereka, íóÔúÊóÑõæäó ÇáÖøóáóÇáóÉó "mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk)", yakni, mereka mencintai kesesatan dengan kecintaan yang sangat besar, dan mereka mementingkannya seperti mementingkannya orang yang mencurahkan harta yang banyak untuk mendapatkan apa yang disukainya, mereka lebih mementingkan kesesatan daripada petunjuk, (lebih mementingkan) kekufuran daripada Iman, (lebih mementingkan) kecelakaan daripada kebahagiaan, dan bersama semua ini æóíõÑöíÏõæäó Ãóäú ÊóÖöáøõæÇ ÇáÓøóÈöíáó "mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar)." Maka mereka ini benar-benar sangat berantusias untuk menyesatkan kalian, dan mereka mencurahkan kesungguhan mereka dalam hal itu.
Akan tetapi, karena Allah adalah pelindung dan penolong hamba-hambaNya yang beriman, Allah menjelaskan kepada mereka tentang kesesatan dan penyesatan yang melingkupi mereka. Oleh karena itu Allah berfirman, æóßóÝóì ÈöÇááåö æóáöíøðÇ "Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu)," yakni, menangani kondisi-kondisi hamba-hambaNya, bersikap lembut terhadap mereka dalam segala urusan mereka, memudahkan bagi mereka apa-apa yang menyebabkan kebahagiaan dan kemenangan bagi mereka, æóßóÝóì ÈöÇááåö äóÕöíÑðÇ "dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu)", yakni, menolong mereka melawan musuh-musuh mereka, menjelaskan kepada mereka apa yang harus mereka waspadai dan menolong mereka melawannya, maka perlindungan Allah ‘azza wa jalla adalah terwujudnya kebaikan, sedangkan pertolonganNya adalah hilangnya keburukan. Kemudian Allah menjelaskan kronologis kesesatan, penentangan, dan mementingkannya mereka terhadap kebatilan daripada yang haq. Allah berfirman, ãöäó ÇáøóÐöíäó åóÇÏõæÇ "Dari kalangan orang-orang Yahudi", yakni, orang-orang Yahudi dan mereka itu adalah ulama kesesatan, di antara mereka terdapat orang yang íõÍóÑøöÝõæäó Çáúßóáöãó Úóäú ãóæóÇÖöÚöåö "mengubah perkataan dari tempat-tempatnya."(Tafsir as-Sa'di, hal. 180-181.) Dan seterusnya dari dosa-dosa yang melumuri mereka.
Para ulama yang sesat dari kalangan Ahli Kitab tersebut merupakan salah satu golongan di antara golongan-golongan musuh yang telah diperingatkan oleh Allah. Dan apabila Allah mengabarkan berita yang benar ini kepada kita dalam kaidah al-Qur`an ini, æóÇááåõ ÃóÚúáóãõ ÈöÃóÚúÏóÇÆößõãú "Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu", maka sudah sepantasnya kita merenungkan dengan baik tentang orang-orang yang digambarkan oleh Allah bahwa mereka adalah musuh-musuh kita, karena tidak ada yang lebih benar perkataannya daripada Allah, dan tidak ada yang lebih benar ucapannya daripada Allah.

Musuh-musuh yang Utama Adalah:
Pertama: Musuh Allah, iblis, yang belum pernah ada peringatan terhadap musuh sebagaimana halnya peringatan terhadapnya. Berapa banyak terdapat dalam al-Qur`an gambaran tentang iblis bahwa dia adalah musuh yang nyata? Bahkan di antara ayat yang paling jelas dalam menjelaskan hakikat iblis dan bagaimana seharusnya sikap kita terhadapnya, adalah Firman Allah ta’ala,


Åöäøó ÇáÔøóíúØóÇäó áóßõãú ÚóÏõæøñ ÝóÇÊøóÎöÐõæåõ ÚóÏõæøðÇ ÅöäøóãóÇ íóÏúÚõæ ÍöÒúÈóåõ áöíóßõæäõæÇ ãöäú ÃóÕúÍóÇÈö ÇáÓøóÚöíÑö (6)


"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6).

Dan telah datang rasa heran yang sangat jelas dan celaan yang buruk bagi orang yang mengubah permusuhan kepada iblis menjadi loyalitas, sebagaimana dalam FirmanNya ta’ala,


æóÅöÐú ÞõáúäóÇ áöáúãóáóÇÆößóÉö ÇÓúÌõÏõæÇ áöÂÏóãó ÝóÓóÌóÏõæÇ ÅöáøóÇ ÅöÈúáöíÓó ßóÇäó ãöäó ÇáúÌöäøö ÝóÝóÓóÞó Úóäú ÃóãúÑö ÑóÈøöåö ÃóÝóÊóÊøóÎöÐõæäóåõ æóÐõÑøöíøóÊóåõ ÃóæúáöíóÇÁó ãöäú Ïõæäöí æóåõãú áóßõãú ÚóÏõæøñ ÈöÆúÓó áöáÙøóÇáöãöíäó ÈóÏóáðÇ (50)


"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam', maka mereka pun sujud kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain dariKu, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim." (Al-Kahfi: 50).

Kedua: Orang-orang kafir yang memerangi kita, dan orang-orang yang dihukumi seperti mereka dari kalangan orang-orang yang ingin merubah Agama kita, atau (ingin) memusnahkan simbol-simbol Syariat kita. Allah ta’ala berfirman –dalam konteks ayat tentang shalat khauf pada Surat an-Nisa`–,


æóÅöÐóÇ ÖóÑóÈúÊõãú Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ÝóáóíúÓó Úóáóíúßõãú ÌõäóÇÍñ Ãóäú ÊóÞúÕõÑõæÇ ãöäó ÇáÕøóáóÇÉö Åöäú ÎöÝúÊõãú Ãóäú íóÝúÊöäóßõãõ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ Åöäøó ÇáúßóÇÝöÑöíäó ßóÇäõæÇ áóßõãú ÚóÏõæøðÇ ãõÈöíäðÇ (101)


"Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu." (An-Nisa`: 101).

Para ulama berkata, "Maknanya, bahwa permusuhan yang ada antara kalian dan orang-orang kafir sudah berlangsung sejak dulu kala, dan sekarang kalian menampakkan perselisihan (kalian) terhadap mereka dalam agama sehingga permusuhan mereka bertambah (dahsyat), dan disebabkan dahsyatnya permusuhan (mereka), mereka berani memerangi kalian dan ingin menghancurkan kalian jika mereka mampu, dan kalau shalat kalian berlangsung lama, boleh jadi mereka mendapatkan kesempatan untuk membunuh kalian." (Lihat Tafsir ar-Razi, 11/19.)
Dalam Surat al-Mumtahanah terdapat sesuatu yang menjelaskan jenis musuh yang satu ini, di mana Allah ta’ala berfirman,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÚóÏõæøöí æóÚóÏõæøóßõãú ÃóæúáöíóÇÁó ÊõáúÞõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÞóÏú ßóÝóÑõæÇ ÈöãóÇ ÌóÇÁóßõãú ãöäó ÇáúÍóÞøö íõÎúÑöÌõæäó ÇáÑøóÓõæáó æóÅöíøóÇßõãú Ãóäú ÊõÄúãöäõæÇ ÈöÇááåö ÑóÈøößõãú Åöäú ßõäúÊõãú ÎóÑóÌúÊõãú ÌöåóÇÏðÇ Ýöí ÓóÈöíáöí æóÇÈúÊöÛóÇÁó ãóÑúÖóÇÊöí ÊõÓöÑøõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÃóäóÇ ÃóÚúáóãõ ÈöãóÇ ÃóÎúÝóíúÊõãú æóãóÇ ÃóÚúáóäúÊõãú æóãóäú íóÝúÚóáúåõ ãöäúßõãú ÝóÞóÏú Öóáøó ÓóæóÇÁó ÇáÓøóÈöíáö (1) Åöäú íóËúÞóÝõæßõãú íóßõæäõæÇ áóßõãú ÃóÚúÏóÇÁð æóíóÈúÓõØõæÇ Åöáóíúßõãú ÃóíúÏöíóåõãú æóÃóáúÓöäóÊóåõãú ÈöÇáÓøõæÁö æóæóÏøõæÇ áóæú ÊóßúÝõÑõæäó (2)


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuhKu dan musuhmu sebagai teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sungguh mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalanKu dan mencari keridhaanKu (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir." (Al-Mumtahanah: 1-2).

Maka jenis musuh yang satu ini, Allah mengharamkan kita untuk mencintai dan bersikap loyal terhadap mereka, dan al-Qur`an telah menyebutkan alasan hal ini dengan FirmanNya,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÚóÏõæøöí æóÚóÏõæøóßõãú ÃóæúáöíóÇÁó ÊõáúÞõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÞóÏú ßóÝóÑõæÇ ÈöãóÇ ÌóÇÁóßõãú ãöäó ÇáúÍóÞøö íõÎúÑöÌõæäó ÇáÑøóÓõæáó æóÅöíøóÇßõãú Ãóäú ÊõÄúãöäõæÇ ÈöÇááåö ÑóÈøößõãú Åöäú ßõäúÊõãú ÎóÑóÌúÊõãú ÌöåóÇÏðÇ Ýöí ÓóÈöíáöí æóÇÈúÊöÛóÇÁó ãóÑúÖóÇÊöí ÊõÓöÑøõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÃóäóÇ ÃóÚúáóãõ ÈöãóÇ ÃóÎúÝóíúÊõãú æóãóÇ ÃóÚúáóäúÊõãú æóãóäú íóÝúÚóáúåõ ãöäúßõãú ÝóÞóÏú Öóáøó ÓóæóÇÁó ÇáÓøóÈöíáö (1)


"Padahal sungguh mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu," (Al-Mumtahanah: 1) sampai akhir ayat.

Dan di antara kesempurnaan Syariat Islam, bahwasanya ia membedakan antara jenis-jenis orang kafir. Maka Allah ta’ala berfirman dalam Surat al-Mumtahanah juga –yang mana Rabb kita sebelumnya telah memperingatkan kita di dalamnya dari bersikap loyal terhadap jenis (musuh) yang telah disebutkan–,


áóÇ íóäúåóÇßõãõ Çááåõ Úóäö ÇáøóÐöíäó áóãú íõÞóÇÊöáõæßõãú Ýöí ÇáÏøöíäö æóáóãú íõÎúÑöÌõæßõãú ãöäú ÏöíóÇÑößõãú Ãóäú ÊóÈóÑøõæåõãú æóÊõÞúÓöØõæÇ Åöáóíúåöãú Åöäøó Çááåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÞúÓöØöíäó (8) ÅöäøóãóÇ íóäúåóÇßõãõ Çááåõ Úóäö ÇáøóÐöíäó ÞóÇÊóáõæßõãú Ýöí ÇáÏøöíäö æóÃóÎúÑóÌõæßõãú ãöäú ÏöíóÇÑößõãú æóÙóÇåóÑõæÇ Úóáóì ÅöÎúÑóÇÌößõãú Ãóäú Êóæóáøóæúåõãú æóãóäú íóÊóæóáøóåõãú ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáÙøóÇáöãõæäó (9)


"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim." (Al-Mumtahanah: 8-9).

Ketiga: Orang-orang yang dinyatakan al-Qur`an tentang permusuhan mereka, bahkan yang paling keras di antara mereka: mereka ini adalah orang-orang munafik, yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran, dan kerasnya permusuhan jenis (musuh yang satu) ini nampak jelas dalam hal-hal berikut:

Pertama: Bahwasanya dalam al-Qur`an, seluruhnya dari awal hingga akhir, tidak pernah digambarkan seseorang atau sekelompok orang bahwa dia itu musuh yang dima'rifatkan dengan alif lam kecuali orang-orang munafik. Allah ‘azza wa jalla berfirman,


æóÅöÐóÇ ÑóÃóíúÊóåõãú ÊõÚúÌöÈõßó ÃóÌúÓóÇãõåõãú æóÅöäú íóÞõæáõæÇ ÊóÓúãóÚú áöÞóæúáöåöãú ßóÃóäøóåõãú ÎõÔõÈñ ãõÓóäøóÏóÉñ íóÍúÓóÈõæäó ßõáøó ÕóíúÍóÉò Úóáóíúåöãú åõãõ ÇáúÚóÏõæøõ ÝóÇÍúÐóÑúåõãú ÞóÇÊóáóåõãõ Çááåõ Ãóäøóì íõÄúÝóßõæäó (4)


"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" (Al-Munafiqun: 4).

Kedua: Belum pernah ada dalam al-Qur`an dan as-Sunnah rincian tentang sifat-sifat suatu kelompok atau madzhab sebagaimana (rincian) tentang (sifat-sifat) orang-orang munafik. Renungkanlah awal Surat al-Baqarah, niscaya ia akan menyingkap makna ini secara jelas untuk Anda.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Sungguh Allah ta’ala telah menghancurkan tirai orang-orang munafik dan menyingkap rahasia-rahasia mereka dalam al-Qur`an, dan Dia telah menjelaskan hal-ihwal mereka kepada hamba-hambaNya, agar mereka waspada terhadap hal-ihwal mereka dan pelakunya.
Allah menyebutkan tiga kelompok (yang ada di) dunia pada awal Surat al-Baqarah: Orang-orang Mukmin, orang-orang kafir, dan orang-orang munafik. Allah menyebutkan tentang orang-orang Mukmin sebanyak empat ayat, tentang orang-orang kafir sebanyak dua ayat, dan tentang orang-orang munafik sebanyak sepuluh ayat, karena jumlah mereka yang banyak, dan umumnya cobaan terjadi karena mereka, serta kerasnya fitnah mereka terhadap Islam dan pengikutnya, maka musibah yang dialami oleh Islam disebabkan mereka sangat dahsyat, karena mereka dinisbatkan kepada Islam dan pembelaan terhadapnya, padahal sebenarnya mereka itu adalah musuh.
Mereka mengeluarkan permusuhan dalam setiap sesuatu, yang kadang orang bodoh mengira bahwa itu adalah ilmu dan perbaikan, padahal ia adalah puncak kebodohan dan pengrusakan!
Maka hanya Allahlah (tempat kita memohon pertolongan), berapa banyak tempat perlindungan milik Islam yang telah mereka hancurkan! Dan berapa banyak benteng Islam yang telah mereka cabut pondasinya lalu mereka merobohkannya! Dan berapa banyak ilmu Islam yang telah mereka hilangkan! Dan berapa banyak bendera Islam yang ditinggikan yang telah mereka rendahkan! Dan berapa banyak mereka telah menggali dengan sekop syubhat-syubhat pada pokok-pokok tancapannya agar mereka bisa mencabutnya! Dan betapa seringnya mereka memenuhi mata air mata airnya dengan pandangan-pandangan mereka agar mereka bisa menguburnya dan menghentikannya! Maka Islam dan pemeluknya senantiasa berada dalam ujian dan musibah dari mereka, dan senantiasa ditimpa oleh syubhat-syubhat mereka, satu pasukan demi satu pasukan, dan mereka mengklaim dengan perbuatan itu bahwa mereka itu adalah orang-orang yang melakukan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berbuat kerusakan, akan tetapi mereka tidak sadar." (Madarij as-Salikin, 1/347.)

Apabila hal ini telah jelas, nyatalah bagi kita pentingnya merenungkan kaidah al-Qur`an ini, æóÇááåõ ÃóÚúáóãõ ÈöÃóÚúÏóÇÆößõãú "Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu". Dan hendaknya kita tidak tertipu dari mengetahui hakikat musuh-musuh kita oleh kondisi-kondisi yang termasuk ke dalam kondisi yang dikecualikan, atau kondisi-kondisi khusus, karena sesungguhnya yang telah mengabarkan musuh-musuh tersebut kepada kita adalah Allah yang telah menciptakan mereka dan kita, dan mengetahui apa yang disembunyikan oleh hati-hati alam semesta semuanya,


ÃóæóáóíúÓó Çááåõ ÈöÃóÚúáóãó ÈöãóÇ Ýöí ÕõÏõæÑö ÇáúÚóÇáóãöíäó (10)


"Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?" (Al-Ankabut: 10).


ÃóáóÇ íóÚúáóãõ ãóäú ÎóáóÞó æóåõæó ÇááøóØöíÝõ ÇáúÎóÈöíÑõ (14)


"Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); padahal Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui?" (Al-Mulk: 14).

Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang haq itu haq dan anugerahkanlah kepada kami agar bisa mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil, dan anugerahkanlah kepada kami agar bisa menjauhinya.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=377