Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Sebuah Contoh Indah Cara Menyampaikan Teguran di Antara Suami dan Istri
Kamis, 17 Februari 22
Tidak disangsikan, perjalanan hidup (sirah) Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersama istri-istri beliau adalah teladan bagi setiap insan muslim dan muslimah. Dari sirah nan harum lagi berkah inilah kita wajib memetik hikmah dan pelajaran, serta senantiasa memancangkannya di hadapan mata sebagai obor penerang yang menuntun langkah-langkah kaki kita dalam gelap gulitanya kehidupan. Kehidupan rumah tangga Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- dengan istri-istri beliau, kendati begitu luhur, mulia dan suci, tidak selamat dari perselisihan. Demikian, lantaran Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-adalah seorang manusia, dengan segala pengertian yang terkandung dalam kata ini. Dan, istri-istri beliau juga manusia biasa. Maka pasti muncul dalam kehidupan manusia ini apa yang biasa menghampiri kehidupan bangsa manusia pada umumnya, berupa problem dan perselisihan. Oleh sebab inilah, rumah tangga Nabi -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- tidak terlepas dari gonjang-ganjing perselisihan saumi dan istri.

Sebagai contoh, makhluk yang paling dicintai Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-ini, Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- pernah berbincang dengan ‘Aisyah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-yang nota bene adalah istri yang paling beliau sayang. Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda kepadanya,


Åöäøöí áóÃóÚúáóãõ ÅöÐóÇ ßõäúÊö Úóäøöí ÑóÇÖöíóÉð æóÅöÐóÇ ßõäúÊö Úóáóíøó ÛóÖúÈóì


“ Sungguh, aku tahu saat engkau ridha padaku dan saat engkau marah padaku.”

Aisyah bertanya,


ãöäú Ãóíúäó ÊóÚúÑöÝõ Ðóáößó


“Bagaimana engkau dapat mengetahuinya ?

Beliau menjawab,


ÃóãøóÇ ÅöÐóÇ ßõäúÊö Úóäøöí ÑóÇÖöíóÉð ÝóÅöäøóßö ÊóÞõæáöíäó áóÇ æóÑóÈøö ãõÍóãøóÏò æóÅöÐóÇ ßõäúÊö Úóáóíøó ÛóÖúÈóì ÞõáúÊö áóÇ æóÑóÈøö ÅöÈúÑóÇåöíãó


“Bila engkau sedang ridha padaku engkau mengucapkan ‘Tidak, demi Rabb Muhammad.’ Dan, jika engkau sedang marah padaku, engkau mengatakan, ‘Tidak, demi Rabb Ibrahim.”

Aku (‘Aisyah) berkata,


ÃóÌóáú æóÇááøóåö íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö ãóÇ ÃóåúÌõÑõ ÅöáøóÇ ÇÓúãóßó


“Benar, demi Allah, wahai Rasulullah. Aku hanya menjauhi namamu” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Artinya, ‘Aisyah tidak mau menyebut nama Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-hanya tatkala marah, namun hatinya tetap mencintai diri beliau.

Dari hadis ini, kita dapat menyimpulkan adanya perselisihan dalam rumah tangga Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-yang mengakibatkan salah satu pihak –atau kedua-duanya-marah pada yang lain. Akan tetapi kemarahan ini hanya sementara (temporer), cepat berlalu dan tidak meningkat ke level marah dan benci. Pun juga tidak sampai menyebabkan menyusun konspirasi-konspirasi jahat sepanjang malam dan siang, sebagaimana kita saksikan di zaman ini.

Wallahu A’lam

Sumber :
Al-Mafatih Adz-Dzahabiyah li Ihtiwa’ Al-Musykilat Az-Zaujiyah, Nabil bin Muhammad Mahmud-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ ÊóÚóÇáóì-.


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php?pilih=lihatsakinah&id=420